DARI PESANTREN

Senin, 07 Mei 2012

USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG


Ternak ayam kampung itu paling mudah dilakukan, selain itu harga jual ayam kampung stabil, dan si ayam lebih resisten dari penyakit ketimbang ayam ras/broiler.   Lahan yang dibutuhkan untuk kandang 100 ekor ayam, idealnya sekitar 500 persegi, meskipun pada kenyataannya bisa dilakukan di lahan yang lebih sempit.
Ayam kampung memiliki konsumen yang fanatik, sehingga dilihat dari serapan pasar, kecenderungannya selalu kekurangan, sehingga potensi pasarnya sangat terbuka luas.  Hal lain yang membuat ayam kampung selalu dicari, ialah bahwa rasa dari ayam kampung sangat berbeda dengan ayam ras.
Dengan demikian usaha ayam kampung ini menjanjikan penghasilan yang lumayan dan tentunya dapat membantu dalam memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja yang direkrut.

TIPS KEBERHASILAN USAHA
  1. Buatlah kandang yang terpisah dari rumah, buatlah alas kandang kira-kira 40 cm dari tanah, agar tetap kering dan mudah membersihkan kotoran.
  2. Kandang diarahkan ke timur, dan dinding depan dibuat dari bambu belah dengan jarak kira-kira 3 cm, agar cahaya matahari pagi dapat masuk ke kandang.
  3. Tempat bertelur, buatlah dari kotak yang alasnya diberi jerami. Sediakan tempat untuk bertengger dari kayu atau bambu.
  4. Cari benih yang berkualitas 
    • Untuk bibit yang dari telur, pilihlah telur yang bulat jangan lonjong.
    • Bila bibit dari ayam pilihlah yang gemuk dan sehat, cari yang gerakannya lincah dan bulunya mengkilat.
    • Banyak telur yang dierami induk maksimal 12 butir.
    • Telur ayam akan menetas 21 hari.
  5. Lakukan pemberian pakan dengan baik dan teratur
    • Untuk anak ayam umur 0-2 bulan, berilah makan dari bekatul dan tepung ikan, tambahkan vitamin A, D, dan B komplek sebanyak 1% dari makanan.
    • Makanan dan minuman letakkan diluar kandang yang dapat dijangkau oleh ayam.
    • Untuk anak ayam umur 3 bulan ke atas, makanan dapat berupa : jagung, padi (gabah) yang dicampur dengan antibiotik: vegofac, vitafak atau dapat pula ditambah hijauan antara lain: daun pepaya, kangkung, bayam dipotong-potong, tepung kerang, bekicot atau siput dicacah.

  6. Penanggulangan Penyakit
    • Pemberian makanan dan minuman sebaiknya dicampur dengan air panas, sehingga perut ayam hangat, tidak mudah terkena penyakit.
    • Usahakan kandang dalam keadaan kering dan bersih.
    • Berilah minum yang dicampur obat, seminggu sekali.
    • Bila ada ayam yang sakit, cepat dipisahkan agar tidak menular.

    FAKTOR KRITIS PADA KEBERHASILAN USAHA
      Dalam budidaya ayam kampung perlu diperhatikan faktor-faktor kritis yang dapat menghambat keberhasilan usaha.  Faktor-faktor tersebut antara lain :
      • Kesulitan memperoleh bibit
      • Resiko kematian mencapai 10%-20% pada bulan-bulan awal ternak
      • Penyakit dan hama
      • Terjadinya penurunan kualitas yang diakibatkan kekeliruan dalam proses produksi.

Ternak Ayam Kampung Peluang Bisnis Untuk Usaha Kecil


Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh kesadaran sebagian masyarakat untuk mengkonsumsi daging ayam organik atau daging ayam yang tidak melalui proses rekayasa genetika. Seperti halnya ayam potong yang telah melalui proses rekayasa genetika. Permintaan daging ayam kampung untuk wilayah Jabodetabek saja baru bisa terpenuhi sekitar 5% dari kebutuhan atau sekitar 280.000 ekor per hari. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Ade Zulkarnaen, Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia.Peluang Bisnis pengembangan unggas ini cukup baik dalam meningkatkan kesejahteraan usaha skala kecil, mikro dan koperasi mengingat ternak ini sudah cukup poluler di masyarakat.

Dukungan pemerintah dalam hal ini kementrian Pertanian terhadap pengembangan bisnis ayam kampung untuk usaha Mikro, Kecil dan koperasi cukup positif. Saat ini sedang dibuat blue print sistem pengembangan ayam kampung. Dalam blue print ini akan memberikan perlindungan bagi peternak ayam kampung dalam skala usaha mikro, kecil dan koperasi dalam menjalankan usahanya. Investor besar tidak boleh memasuki bisnis ayam kampung ini. Kapasitas pemeliharaan maksimal 10.000 ekor untuk satu peternak. Dengan pembatasan ini diharapkan usaha ternak rakyat akan berkembang dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

KONDISI TERNAK AYAM KAMPUNG DI INDONESIA

Kondisi usaha ternak ayam kampung saat ini masih diusahakan dengan cara tradisional dan belum melalui cara intensif. Baru sekitar 3400 peternak ayam kampung yang mengusahakannya secara intensif, diluar itu masih dengan cara tradisional. Setelah blue print ini selesai pada bulan oktober diharapkan peternak tradisional akan beralih pada usaha ternak ayam kampung secara intensif.
Pada 10 tahun mendatang diharapkan pasokan ayam kampung akan mencapai 25 persen dari kebutuhan total daging ayam nasional, saat ini baru mencapai 5.5 persen saja.Dengan target sebesar tersebut pengembangan bisnis ayam kampung akan mampu menggerakkan ekonomi pedesaan yang notabenenya merupakan usaha skala mikro, kecil dan koperasi. Pengembangan bisnis ternak ayam kampung sendiri tidak hanya bermanfaat bagi peternak tetapi juga sektor usaha lain misalnya nilai perdagangan dari pakan dan pengolahan daging ayam kampung.
Selain unggas jenis ayam kampung, bisnis itik juga memiliki peluang  yang cukup menguntungkan, hal tersebut dikemukakan oleh Hasan Bisri, salah seorang peternak unggas lokal dari Pasuruhan Jawa Timur. Kendala bisnis unggas adalah pada masalah harga pakan yang mengalami kenaikan.

Kamis, 01 Maret 2012

INILAH WAJAH DESA dan KOTAKU..











...monggo...mampir nang magelang.....ini adalah sebagian gambar yg kami upload untuk anda ....

Sayangan, Muntilan

jika kalian berada di muntilan, jangan lupa mampir ke kawasan sayangan. eits, ini bukan tempat buat bersayang-sayangan, lo. namanya memang begitu. di kawasan ini, terdapat lebih dari lima belas pedagang makanan. mereka menjajakan makanan yang beragam dari ujung sana hingga sini di kawasan sayangan. mulai dari menu makanan ramesan ala masakan rumah, sate ayam, seafood, nasi goreng, bakso, kupat tahu, goreng-gorengan.

satu kedai yang saya wajib datangi adalah kupat tahu sayangan. bila dari arah jalan utama atau jalan pemuda, kupat tahu ini jaraknya sekitar 25 meter dari kelokan atau pertigaan jalan. warna gerobaknya hijau, dengan penutup di kanan-kiri yang berwarna hijau juga. konon, kedai kupat tahu ini sudah puluhan tahun lamanya. dus, kupat tahu sayangan ini cukup legendaris.

p1070211.JPG p1070214.JPG

setiap hari, kedai ini bisa menjual sekitar 350 iris tahu yang dipotong besar-besar dan digoreng. umumnya, setiap porsi hanya membutuhkan 1 iris tahu saja. maklum, ukurannya besar. tahu ini nggak beli di pasar lo, tapi bikin sendiri.

coba, datang dan pesanlah. makanan ini disajikan untuk pengunjungnya dalam kondisi yang masih segar alias baru. tahunya baru digoreng. olahan kecap, bawang putih, kacang dan lomboknya pun dibikin on the spot alias langsung di atas piring masing-masing pembeli. jadi, mau beli satu porsi dengan lombok 5 buah dan 12 buah pun akan diracikkan satu per satu karena bumbunya di olah di setiap piring (tidak dibikin massal).

satu porsi itu isinya buanyak dan penuh. diantaranya ada tahu, taoge, kobis, irisan ketupat. rasanya? uhm … tahu yang kenyal dan hangat membuat kupat tahu ini sempurna. saus cokelat dari kecap pun tak terlalu manis dan pekat. kesimpulannya: rasaya bikin nagih deh.

ganti rugi untuk satu porsi kupat tahu ini adalah Rp 2.500. harganya cukup ajaib dengan ramuan kupat tahu yang two thumbs up.

KARANGGENENG,PAYAMAN,SECANG,MAGELANG

Adalah sebuah desa kecil yang aman,nyaman,dan toleran...sebagian besar penduduknya adalah petani,pegawai,wiraswasta dan pengangguran...he..he..
di desa ini terdapat bermacam-macam home industri yang sangat terkenal seantero dunia..yaitu kue satru..criping balung kuwuk,rengginan,trasikan,dll...pokoknya desa ini asik banget..

Rabu, 29 Februari 2012

MAKAM SUNAN GESENG


Obyek Wisata Religi makam Sunan Geseng yang terletak di Desa Tirto Kecamatan Grabag .Makam Sunan Geseng ramai dikunjungi masyarakat Kabupaten dan sekitarnya khususnya warga Grabag pada malam ke- 21 dibulan Romadhon .Sunan Geseng yang mempunyai nama asli JOKRO JOYO adalah murid dari Sunan Kalijogo yang diperintahkan untuk menjaga tongkatnya, karena terlalu lama ,tempat untuk menjaga tongkat berupah menjadi semak-semak dan untuk menemukannya maka dibakarlah JOKRO JOYO tersebut hingga hangus terbakar yang kemudian oleh Sunan Kalijogo dimandikan di Sendang Jati Luweh Jogjakarta selanjutnya COKRO JOYO berganti nama dengan Sunan Geseng dan disuruhlah untuk menyebarkan Agama Islam Di Kecamatan Grabag sampai Wafat dan dimakamkan di Desa Tirto

Merasakan Denyut Pasar Beringharjo

Pasar Beringharjo masih menjadi tujuan utama berbelanja buat mereka yang bertandang ke Yogyakarta. Meski di Jalan Malioboro juga terdapat banyak toko batik dan suvenir, tetapi mereka masih belum dapat menandingi pasar Beringharjo.

Pada akhir pekan, lorong-lorong penjual batik di lantai dasar pasar ini pasti akan penuh sesak. Anda harus siap berdesakan dengan penjaja batik yang menawarkan dagangannya — juga dengan dua arus pengunjung yang berbelanja di lorong-lorong sempit itu.


Bagian depan Pasar Beringharjo. Foto: Tempo/Hariyanto

Di pasar ini, Anda bisa berbelanja mulai dari batik yang sudah jadi (baik dalam bentuk kain, cap maupun tulis). Beragam motif batik seperti Lasem, Madura, Bantul juga tersedia. Bahkan pakaian santai, daster, celana longgar, sampai gaun-gaun dan kemeja batik resmi juga dapat dicari.

Salah satu tempat yang bisa jadi pilihan adalah gerai batik Soenardi. Mereka punya dua los di lantai dasar pasar ini; satu di sebelah selatan pasar dan satu lagi di utara. Kedua los itu menyediakan koleksi yang berbeda. Kain-kain batik tulis dijual seharga Rp 110 ribu, sementara cap dijual mulai dari Rp 70 ribuan.

Jika Anda ingin mencari batik khas Bantul (yang selalu berwarna coklat tua dengan sisa kain dibiarkan putih), ada sebuah kios yang khusus berjualan itu. Sayangnya, kios ini tidak bernama atau bernomor. Untuk mendapatkan kios ini, masuklah dari pintu utama pasar di bagian depan lalu belok kiri di lorong kelima. Kios batik khas Bantul akan ada di sisi kiri Anda, dijaga oleh dua ibu tua yang berkebaya, kain dan sanggul.

Anda tinggal memilih dari beragam motif klasik seperti sidomukti, kawung, parang dan galaran. Per lembar kain batik dijual seharga Rp 65 ribu. Penjual batik khas Bantul dengan bangga mengatakan, mereka tidak menjual batik cap di kios mereka.


Berbagai macam batik yang bisa Anda temukan di Pasar Beringharjo. Foto: Tempo/Panca Syurkani

Di lantai tiga pasar, Anda akan menemukan tas-tas anyaman dari eceng gondok. Desain dan pewarnaannya pun cukup modern serta bergaya. Tas kecil yang bisa memuat dompet dan telepon genggam serta pernak-pernik lain sudah bisa Anda dapatkan dengan harga Rp 15 ribu.

Jika barang antik adalah minat Anda, berjalanlah ke bagian utara pasar. Koin uang kuno (benggol) juga dijual per paket mulai dari Rp 15 ribu, tergantung kelangkaannya. Di sana, pernik dapur seperti penggiling kopi pun bisa Anda dapatkan dengan harga murah. Selain itu, masih ada rempah-rempah kering, berbagai macam jamu, beragam aksesoris baju pengantin, sampai penganan seperti cendol dan sate gajih (lemak) yang harumnya menyebar di lorong-lorong pasar.

Pasar Beringharjo sebenarnya bukan hanya soal berbelanja, tapi juga manusia-manusia di dalamnya. Salah satu yang paling mengesankan (sekaligus membuat terenyuh) adalah para penjaja jasa gendong belanjaan atau mbok-mbok gendong yang berusia renta (60 tahun ke atas). Anda bisa mengenali mereka dari selendang yang tersampir di salah satu bahu. Mereka juga kadang akan mendekati Anda untuk menawarkan jasa menggendong atau memanggul dengan imbalan beberapa ribu rupiah saja.

Wisata Sejarah di Asia Tenggara

Asia Tenggara memiliki banyak lokasi menarik bagi para penggemar sejarah seperti saya. Budaya di kawasan ini amat beragam dengan sejarah yang panjang. Awal yang baik untuk melakukan perjalanan, sebab terjangkau dari sisi anggaran dan jarak.

Berikut ini adalah beberapa tempat bersejarah di Asia Tenggara yang saya rekomendasikan. Semoga menginspirasi Anda untuk rencana perjalanan berikutnya!

Angkor Wat, Kamboja


Secara harfiah namanya berarti “candi (berukuran) kota/city temple”. Ukurannya memang masif, sekitar 80 hektare. Didirikan pada abad ke-12 oleh raja Suryawarman II sebagai bagian dari kekaisaran Khmer yang berdiri pada abad yang sama. Uniknya, ia merupakan salah satu kompleks candi Buddha yang pada awalnya digunakan oleh umat Hindu.

Ayutthaya, Thailand




Ayutthaya adalah kerajaan yang ada di jantung negara Thailand hari ini. Ia merupakan salah satu kerajaan terkaya di Asia Tenggara. Ayutthaya sendiri hari ini merujuk pada kompleks kota tua di dalam kota modern yang juga bernama Ayutthaya. Kumpulan candi-candi (wat) peninggalan ibukota Ayutthaya dapat dikunjungi di Ayutthaya Historical Park.

Borobudur, Indonesia



Borobodur adalah kompleks candi termasyhur lainnya di Asia Tenggara. Bagi kita yang di Indonesia, mengunjunginya sangat mudah. Walau lebih kecil dari Angkor Wat, Borobudur lebih tua, dibangun pada abad ke-9. Candi ini juga dari awal didedikasikan untuk umat Buddha.

Luang Prabang, Laos



Kota ini merupakan ibukota kerajaan Luang Prabang yang berdiri pada abad ke-17 sampai akhir abad ke-18. Mirip seperti Ayutthaya, Thailand, di kota ini banyak peninggalan bangunan bersejarah seperti candi (juga dipanggil wat di Laos).

Hue, Vietnam



Hue dulunya adalah ibukota dari Vietnam ketika negara itu berada di bawah bendera Dinasti Nguyen. Sejarah dinasti yang panjang meninggalkan beberapa bangunan bersejarah, seperti benteng, monumen dan makam. Selain itu, letaknya yang berada di tengah Vietnam menjadi lokasi pertempuran antara pasukan Vietnam Selatan dan Vietnam Utara ketika Perang Vietnam.

Melaka, Malaysia



Didirikan sebagai pos strategis Portugis dalam rangka ekspansi kolonialismenya ke Asia Tenggara. Sempat menjadi pos persinggahan bangsa Belanda juga. Beberapa peninggalan kolonial seperti benteng pertahanan (A Famosa) dan balai kota (Stadthuys) terdapat di sini. Cocok jika Anda menyukai wisata kota tua.

Singapura



Wisata sejarah tidak perlu melulu soal candi atau situs tertentu. Beberapa bagian dari sebuah kota atau negara bisa menjadi ekskursi sejarah yang menarik. Mungkin tidak ada yang terbayang soal Singapura sebagai tempat bersejarah, tetapi Singapura punya sejarah kolonial yang menarik.

Ia menjadi persimpangan banyak momen di masa lalu dan berpindah-pindah tangan ke banyak pihak, mulai dari Sriwijaya, Inggris, sampai Malaysia. Jumlah populasinya banyak didominasi imigran karena letaknya yang strategis. Sebagai konsekuensi, Singapura tumbuh menjadi pusat ekonomi dan industri yang mapan.

Ki Ageng Sela

Kyai Ageng Sela atau Ki Ageng Ngabdurahman adalah tokoh spiritual sekaligus leluhur raja-raja Kesultanan Mataram. Ia adalah guruSultan Adiwijaya pendiri Kesultanan Pajang, dan adalah kakek dari Panembahan Senapati pendiri Kesultanan Mataram. Kisah hidupnya pada umumnya bersifat legenda, menurut naskah-naskah babad.

[sunting]Silsilah

Nama asli Ki Ageng Ngabdurahman Sela menurut sebagian masyarakat adalah Bagus Sogom. Menurut naskah-naskah babad ia dipercaya sebagai keturunan langsung Brawijaya raja terakhir Majapahit.

Dikisahkan, Brawijaya memiliki anak bernama Bondan Kejawan, yang tidak diakuinya. Bondan Kejawan berputra Ki Getas Pandawa. Kemudian Ki Getas Pandawa berputra Ki Ageng Sela. Ki Ageng Sela berputra beberapa orang putri dan seorang putra bergelar Ki Ageng Ngenis. Ki Ageng Ngenis berputra Ki Ageng Pemanahan, penguasa pertama Mataram.

[sunting]Legenda

Kisah hidup Ki Ageng Sela pada umumnya bersifat legenda menurut naskah-naskah babad, yang dipercaya sebagian masyarakat Jawabenar-benar terjadi.

Ki Ageng Sela disebutkan pernah mendaftar sebagai perwira di Kesultanan Demak. Ia berhasil membunuh seekor banteng sebagai persyaratan seleksi, namun ngeri melihat darah si banteng. Akibatnya, Sultan menolaknya masuk ketentaraan Demak. Ki Ageng Sela kemudian menyepi di desa Sela sebagai petani sekaligus guru spiritual. Ia pernah menjadi guru Jaka Tingkir, pendiri Kesultanan Pajang. Ia kemudian mempersaudarakan Jaka Tingkir dengan cucu-cucunya, yaitu Ki Juru Martani, Ki Ageng Pemanahan, dan Ki Panjawi.

Ki Ageng Sela juga pernah dikisahkan menangkap petir ketika sedang bertani. Petir itu kemudian berubah menjadi seorang kakek tua yang dipersembahkan sebagai tawanan pada Kesultanan Demak. Namun, kakek tua itu kemudian berhasil kabur dari penjara. Untuk mengenang kesaktian Ki Ageng Sela, pintu masuk Masjid Agung Demak kemudian disebut Lawang Bledheg (pintu petir), dengan dihiasi ukiran berupa ornamen tanaman berkepala binatang bergigi runcing, sebagai simbol petir yang pernah ditangkap Ki Ageng. Bahkan, sebagian masyarakatJawa sampai saat ini apabila dikejutkan bunyi petir akan segera mengatakan bahwa dirinya adalah cucu Ki Ageng Sela, dengan harapan petir tidak akan menyambarnya.

Ki Ageng Sela juga dikaitkan dengan asal-usul pusaka Mataram yang bernama Bende Kyai Bicak. Dikisahkan pada suatu hari Ki Ageng Sela menggelar pertunjukan wayang dengan dalang bernama Ki Bicak. Ki Ageng jatuh hati pada istri dalang yang kebetulan ikut membantu suaminya. Maka, Ki Ageng pun membunuh Ki Bicak untuk merebut Nyi Bicak. Akan tetapi, perhatian Ki Ageng kemudian beralih pada bende milik Ki Bicak. Ia tidak jadi menikahi Nyi Bicak dan memilih mengambil bende tersebut. Bende Ki Bicak kemudian menjadi warisan turun temurun keluarga Mataram. Roh Ki Bicak dipercaya menyatu dalam bende tersebut. Apabila hendak maju perang, pasukan Matarambiasanya lebih dulu menabuh bende Ki Bicak. Bila berbunyi nyaring pertanda pihak Mataram akan menang. Tapi bila tidak berbunyi pertanda musuh yang akan menang.

Selain pusaka, Ki Ageng Sela meninggalkan warisan berupa ajaran moral yang dianut keturunannya di Mataram. Ajaran tersebut berisi larangan-larangan yang harus dipatuhi apabila ingin mendapatkan keselamatan, yang kemudian ditulis para pujangga dalam bentuk syairmacapat berjudul Pepali Ki Ageng Sela.

Ki Ageng Pamanahan

Ki Ageng Pamanahan atau Ki Gede Pamanahan, adalah pendiri desa Mataram tahun 1556, yang kemudian berkembang menjadiKesultanan Mataram di bawah pimpinan putranya, yang bergelar Panembahan Senapati.

Ki Pamanahan adalah putra Ki Ageng Henis, putra Ki Ageng Sela. Ia menikah dengan sepupunya sendiri, yaitu Nyai Sabinah, putri Nyai Ageng Saba (kakak perempuan Ki Ageng Henis).

Ki Pamanahan dan adik angkatnya, yang bernama Ki Penjawi, mengabdi pada Hadiwijaya bupati Pajang yang juga murid Ki Ageng Sela. Keduanya dianggap kakak oleh raja dan dijadikan sebagai lurah wiratamtama di Pajang.

Sepeninggal Sultan Trenggana tahun 1546, Kesultanan Demak mengalami perpecahan akibat perebutan takhta. Putra Sultan yang naik takhta bergelar Sunan Prawata tewas dibunuh sepupunya sendiri, yaitu Arya Penangsang, bupati Jipang.

Arya Penangsang yang didukung Sunan Kudus juga membunuh Pangeran Hadiri, suami Ratu Kalinyamat, putri Sultan Trenggana. Sejak itu,Ratu Kalinyamat memilih hidup bertapa di Gunung Danaraja menunggu kematian Arya Penangsang bupati Jipang.

Arya Penangsang ganti mengirim utusan untuk membunuh Hadiwijaya di Pajang tapi gagal. Sunan Kudus pura-pura mengundang keduanya untuk berdamai. Hadiwijaya datang ke Kudus dikawal Ki Pamanahan. Pada kesempatan itu, Ki Pamanahan berhasil menyelamatkanHadiwijaya dari kursi jebakan yang sudah dipersiapkan Sunan Kudus.

Dalam perjalanan pulang, Hadiwijaya singgah ke Gunung Danaraja. Ki Pamanahan bekerja sama dengan Ratu Kalinyamat membujukHadiwijaya supaya bersedia menghadapi Arya Penangsang. Sebagai hadiah, Ratu Kalinyamat memberikan cincin pusakanya kepada Ki Pamanahan.

Hadiwijaya segan memerangi Arya Penangsang karena masih sama-sama anggota keluarga Kesultanan Demak. Maka, ia pun mengumumkan sayembara, barang siapa bisa membunuh Arya Penangsang akan mendapatkan hadiah tanah Mataram dan Pati.

Ki Pamanahan dan Ki Penjawi mengikuti sayembara atas desakan Ki Juru Martani (kakak ipar Ki Pamanahan). Putra Ki Pamanahan yang juga anak angkat Hadiwijaya, bernama Sutawijaya ikut serta. Hadiwijaya tidak tega sehingga memberikan pasukan Pajang untuk melindungiSutawijaya.

Perang antara pasukan Ki Pamanahan dan Arya Penangsang terjadi di dekat Bengawan Sore. Berkat siasat cerdik yang disusun Ki Juru Martani, Arya Penangsang tewas di tangan Sutawijaya.

Ki Juru Martani menyampaikan laporan palsu kepada Hadiwijaya bahwa Arya Penangsang mati dibunuh Ki Pamanahan dan Ki Penjawi. Apabila yang disampaikan adalah berita sebenarnya, maka dapat dipastikan Hadiwijaya akan lupa memberi hadiah sayembara mengingatSutawijaya adalah anak angkatnya.

[sunting]Membuka Mataram

Hadiwijaya memberikan hadiah berupa tanah Mataram dan Pati. Ki Pamanahan yang merasa lebih tua mengalah memilih Mataram yang masih berupa hutan lebat, sedangkan Ki Penjawi mandapat daerah Pati yang saat itu sudah berwujud kota.

Bumi Mataram adalah bekas kerajaan kuno yang runtuh tahun 929. Seiring berjalannya waktu, daerah ini semakin sepi sampai akhirnya tertutup hutan lebat. Masyarakat menyebut hutan yang menutupi Mataram dengan nama Alas Mentaok.

Setelah kematian Arya Penangsang tahun 1549, Hadiwijaya dilantik menjadi raja baru penerus Kesultanan Demak. Pusat kerajaan dipindah ke Pajang, di daerah pedalaman. Pada acara pelantikan, Sunan Prapen cucu (Sunan Giri) meramalkan kelak di daerah Mataram akan berdiri sebuah kerajaan yang lebih besar dari pada Pajang.

Ramalan tersebut membuat Sultan Hadiwijaya resah. Sehingga penyerahan Alas Mentaok kepada Ki Pamanahan ditunda-tunda sampai tahun 1556. Hal ini diketahui oleh Sunan Kalijaga, guru mereka. Keduanya pun dipertemukan. Dengan disaksikan Sunan Kalijaga, Ki Pamanahan bersumpah akan selalu setia kepada Sultan Hadiwijaya.

Maka sejak tahun 1556 itu, Ki Pamanahan sekeluarga, termasuk Ki Juru Martani, pindah ke Hutan Mentaok, yang kemudian dibuka menjadi desa Mataram. Ki Pamanahan menjadi kepala desa pertama bergelar Ki Ageng Mataram. Adapun status desa Mataram adalah desa perdikan atau daerah bebas pajak, di mana Ki Ageng Mataram hanya punya kewajiban menghadap saja.

Babad Tanah Jawi juga mengisahkan keistimewaan lain yang dimiliki Ki Ageng Pamanahan selaku leluhur raja-raja Mataram. Konon, sesudah membuka desa Mataram, Ki Pamanahan pergi mengunjungi sahabatnya di desa Giring. Pada saat itu Ki Ageng Giring baru saja mendapatkan buah kelapa muda bertuah yang jika diminum airnya sampai habis, si peminum akan menurunkan raja-raja Jawa.

Ki Pamanahan tiba di rumah Ki Ageng Giring dalam keadaan haus. Ia langsung menuju dapur dan menemukan kelapa muda ajaib itu. Dalam sekali teguk, Ki Pamanahan menghabiskan airnya. Ki Giring tiba di rumah sehabis mandi di sungai. Ia kecewa karena tidak jadi meminum air kelapa bertuah tersebut. Namun, akhirnya Ki Ageng Giring pasrah pada takdir bahwa Ki Ageng Pamanahan yang dipilih Tuhan untuk menurunkan raja-raja pulau Jawa.

Ki Ageng Pamanahan memimpin desa Mataram sampai meninggal tahun 1584. Ia digantikan putranya, yaitu Sutawijaya sebagai pemimpin desa selanjutnya.Kelak Sutawijaya menjadi raja Mataram Islam yang pertama dengan nama Panembahan Senopati.

MAKAM KYAI RADEN SANTRI, GUNUNGPRING


Gunung Pring, setiap orang, terlebih masyarakat Jawa Tengah dan khususnya orang Magelang pasti sangat mengenalnya. Adalah sebuah desa yang terletak di kec. muntilan dan sejauh 1 Km dari kota Kec Muntilan. Desa ini dinamakan Gunung Pring karena di ditengah-tengah desa ada sebuah bukit yang banyak ditumbuhi pring (pohon bambu) yang sangat rimbun. Gunung Pring memiliki ketinggian 400 m diatas permukaan laut.
Di puncak Gunung Pring terdapat sebuah kompleks makam milik Kraton Yogyakarta. Disini dimakamkan salah seorang wali tanah Jawa, yakni Kyai Raden Santri (Pangeran Singosari Mataram), salah seorang putra Ki Ageng Pemanahan, dan juga merupakan keturunan Prabu Brawijaya V. Di dalam kompleks makam tersebut terdapat sebuah Mushala yang diberi nama Mushala Pangeran Singasari
.

Untuk mencapai kompleks pemakaman tersebut para pengunjung harus berjalan kurang lebih sekitar 1 km dengan melalui anak tangga yang sudah ada. Sepanjang perjalanan banyak bertebaran kios-kios yang menjual pakaian maupun makanan serta buah-buahan. Dari atas gunung Pring kita dapat memandang Pegunungan Menoreh yang gagah menjulang.
Selain itu, di kawasan desa Gunung Pring terdapat sebuah Pondok Pesantren salaf yang sudah sangat tua, yakni Pesantren Watu Congol. Saat ini, pondok pesantren ini dipimpin oleh Kyai Ahmad Abdul Haq (Mbah Mad). Mbah Mad adalah ulama yang disegani di kalangan ulama-ulama karena kharismanya.