DARI PESANTREN

Senin, 30 Agustus 2010

SUNAN KALIJAGA

Hutan Jatiwangi, pada suatu masa. Di rindang lebat pepohonan jati di kawasan Lasem, Rembang, Jawa Tengah, itu dua lelaki berbeda umur tegak berhadapan. Yang satu pemuda berpakaian serba hitam. Di depannya seorang pria lebih tua, dibalut busana serba putih. Sebatang tongkat menyangga tubuhnya.
Pemuda berbaju hitam itu bernama Lokajaya, berandal yang gemar membegal pejalan yang melewati hutan Jatiwangi. Ia silau oleh kemilau kuning keemasan gagang tongkat yang dibawa pria berjubah putih. Siapa pun orang berjubah putih itu, layaklah ia menjadi mangsa Lokajaya. Dan ketika tongkat itu direbut, orang tua tadi sama sekali tak berlawan.
Ia tersungkur di tanah, kehilangan keseimbangan. Tongkat berkepala emas itu berpindah tangan. Bangkit dari jatuhnya, orang tua itu memberi nasihat, dengan tutur kata lembut. Nasihat inilah yang mengubah jalan hidup Lokajaya. Ia menjadi murid orang tua itu –yang tiada lain daripada Sunan Bonang. Lokajaya sendiri kemudian dikenal sebagai Sunan Kalijaga.
Begitulah legenda Sunan Kalijaga mengalir, dalam berbagai versi. Jalan hidup sunan yang satu ini tercantum dalam berbagai naskah kuno, babad, serat, hikayat, atau hanya cerita tutur turun-temurun. Mudah dipahami kalau muatannya berbeda-beda. Begitu pula halnya dengan asal-usul Sunan Kalijaga.
Menurut Babad Tanah Jawi, Sunan Kalijaga adalah putra Wilwatikta, Adipati Tuban. Nama aslinya Raden Said, atau Raden Sahid. Menurut babad dan serat, Sunan Kalijaga juga disebut Syekh Malaya, Raden Abdurrahman, dan Pangeran Tuban. Gelar ”Kalijaga” sendiri punya banyak tafsir.
Ada yang menyatakan, asalnya dari kata jaga (menjaga) dan kali (sungai). Versi ini didasarkan pada penantian Lokajaya akan kedatangan Sunan Bonang selama tiga tahun, di tepi sungai. Ada juga yang menulis, kata itu berasal dari nama sebuah desa di Cirebon, tempat Sunan Kalijaga pernah berdakwah.
Kelahiran Sunan Kalijaga pun menyimpan misteri. Ia diperkirakan lahir pada 1430-an, dihitung dari tahun pernikahan Kalijaga dengan putri Sunan Ampel. Ketika itu Sunan Kalijaga diperkirakan berusia 20-an tahun. Sunan Ampel, yang diyakini lahir pada 1401, ketika menikahkan putrinya dengan Sunan Kalijaga, berusia 50-an tahun.
Sunan Kalijaga dilukiskan hidup dalam empat era pemerintahan. Yakni masa Majapahit (sebelum 1478), Kesultanan Demak (1481-1546), Kesultanan Pajang (1546-1568), dan awal pemerintahan Mataram (1580-an). Begitulah yang dinukilkan Babad Tanah Jawi, yang memerikan kedatangan Sunan Kalijaga ke kediaman Panembahan Senopati di Mataram.
Tak lama setelah itu, Sunan Kalijaga wafat. Jika kisah itu benar, Sunan Kalijaga hidup selama sekitar 150-an tahun! Tapi, lepas dari berbagai versi itu, kisah Sunan Kalijaga memang tak pernah padam di kalangan masyarakat pesisir utara Jawa Tengah, hingga Cirebon. Terutama caranya berdakwah, yang dianggap berbeda dengan metode para wali yang lain.
Ia memadukan dakwah dengan seni budaya yang mengakar di masyarakat. Misalnya lewat wayang, gamelan, tembang, ukir, dan batik, yang sangat populer pada masa itu. Babad dan serat mencatat Sunan Kalijaga sebagai penggubah beberapa tembang, di antaranya Dandanggula Semarangan –paduan melodi Arab dan Jawa.
Tembang lainnya adalah Ilir-Ilir, meski ada yang menyebutnya karya Sunan Bonang. Lariknya punya tafsir yang sarat dengan dakwah. Misalnya tak ijo royo-royo dak sengguh penganten anyar. Ungkapan ijo royo-royo bermakna hijau, lambang Islam. Sedangkan Islam, sebagai agama baru, diamsalkan penganten anyar, alias pengantin baru.
Peninggalan Sunan Kalijaga lainnya adalah gamelan, yang diberi nama Kanjeng Kyai Nagawilaga dan Kanjeng Kyai Guntur Madu. Gamelan itu kini disimpan di Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, seiring dengan berpindahnya kekuasan Islam ke Mataram. Pasangan gamelan itu kini dikenal sebagai gamelan Sekaten.
Karya Sunan Kalijaga yang juga menonjol adalah wayang kulit. Ahli sejarah mencatat, wayang yang digemari masyarakat sebelum kehadiran Sunan Kalijaga adalah wayang beber. Wayang jenis ini sebatas kertas yang bergambar kisah pewayangan. Sunan Kalijaga diyakini sebagai penggubah wayang kulit.
Tiap tokoh wayang dibuat gambarnya dan disungging di atas kulit lembu. Bentuknya berkembang dan disempurnakan pada era kejayaan Kerajaan Demak, 1480-an. Cerita dari mulut ke mulut menyebut, Kalijaga juga piawai mendalang. Di wilayah Pajajaran, Sunan Kalijaga lebih dikenal sebagai Ki Dalang Sida Brangti.
Bila sedang mendalang di kawasan Tegal, Sunan Kalijaga bersalin nama menjadi Ki Dalang Bengkok. Ketika mendalang itulah Sunan Kalijaga menyisipkan dakwahnya. Lakon yang dimainkan tak lagi bersumber dari kisah Ramayana dan Mahabarata. Sunan Kalijaga mengangkat kisah-kisah carangan.
Beberapa di antara yang terkenal adalah lakon Dewa Ruci, Jimat Kalimasada, dan Petruk Dadi Ratu. Dewa Ruci ditafsirkan sebagai kisah Nabi Khidir. Sedangkan Jimat Kalimasada tak lain perlambang dari kalimat syahadat. Bahkan kebiasan kenduri pun jadi sarana syiarnya.
Sunan Kalijaga mengganti puja-puji dalam sesaji itu dengan doa dan bacaan dari kitab suci Al-Quran. Di awal syiarnya, Kalijaga selalu berkeliling ke pelosok desa. Menurut catatan Prof. Husein Jayadiningrat, Kalijaga berdakwah hingga ke Palembang, Sumatera Selatan, setelah dibaiat sebagai murid Sunan Bonang.
Di Palembang, ia sempat berguru pada Syekh Sutabaris. Cuma, keberadaan Sunan Kalijaga di ”bumi Sriwijaya” itu tidak meninggalkan catatan tertulis. Hanya disebut dalam Babad Cerbon, Sunan Kalijaga tiba di kawasan Cirebon setelah berdakwah dari Palembang. Konon, Kalijaga ingin menyusul Sunan Bonang, yang pergi ke Mekkah.
Tapi, oleh Syekh Maulana Magribi, Kalijaga diperintahkan balik ke Jawa. Babad Cerbon menulis, Sunan Kalijaga menetap beberapa tahun di Cirebon, persisnya di Desa Kalijaga, sekitar 2,5 kilometer arah selatan kota. Pada awal kedatangannya, Kalijaga menyamar dan bekerja sebagai pembersih masjid Keraton Kasepuhan.
Di sinilah Sunan Kalijaga bertemu dengan Sunan Gunung Jati. Kisah pertemuannya rada-rada aneh. Sunan Gunung Jati sengaja menguji Kalijaga dengan sebongkah emas. Emas itu ditaruh di padasan, tempat orang mengambil wudu. Kalijaga sendiri tak kaget mengingat ajaran Sunan Ampel, ”ojo gumunan lan kagetan” (jangan mudah heran dan terkejut).
Ia ”menyulap” emas menjadi batu bata, dan menjadikannya tempat menaruh bakiak bagi orang yang berwudu. Giliran Sunan Gunung Jati yang takjub. Ia pun ”menganugerahkan” adiknya, Siti Zaenah, untuk diperistri Sunan Kalijaga. Hanya beberapa tahun Sunan Kalijaga dikisahkan menetap di Cirebon.
Dakwahnya berlanjut ke arah timur, lewat pesisir utara sampai ke Kadilangu, Demak. Di sinilah diyakini Sunan Kalijaga menetap lama hingga akhir hayatnya. Kadilangu merupakan tempat Sunan Kalijaga membina kehidupan rumah tangga. Istri yang disebut-sebut hanyalah Dewi Sarah, putri Maulana Ishak.
Pernikahan dengan Dewi Sarah itu membuahkan tiga anak, satu di antaranya Raden Umar Said, yang kelak bergelar Sunan Muria. Sunan Muria dan Sunan Kudus tergolong satu aliran dalam berdakwah dengan Sunan Kalijaga. Metode dakwah aliran Kalijaga itu amat keras ditentang Sunan Ampel, mertuanya, dan Sunan Drajat, kakak iparnya.
Hingga kini para pengikut ajaran Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Kudus dikenal dengan sebutan kelompok ”Islam abangan”. Julukan ini hingga kini melekat pada masyarakat di sepanjang pesisir utara, dari Demak, Semarang, Tegal, hingga Cirebon. Selain dakwah dengan kontak budaya, kisah spektakuler lainnya adalah pendirian Masjid Agung Demak.
Babad Demak menyebutkan, masjid itu berdiri pada 1477, berdasarkan candrasengkala ”Lawang Trus Gunaning Janma” –bermakna angka 1399 tahun Saka. Kisah pendirian Masjid Agung Demak sendiri banyak bercampur dengan dongeng.

Debut Mourinho Berakhir Imbang 0-0

Sunday, 29 August 2010 21:32 Getty Images/Jasper JuinenBeritabola.com Mallorca - Debut Jose Mourinho sebagai pelatih Real Madrid di La Liga tak berujung manis. Bertandang ke Real Mallorca, Senin (30/8/2010) dinihari WIB, El Real hanya mampu bermain imbang tanpa gol.

Laga yang dihelat di ONO Estadi itu sebenarnya berjalan seimbang. Mallorca walaupun banyak diserang oleh Madrid masih bisa melakukan serangan balik yang kerap membahayakan gawang yang dikawal Iker Casillas.

Menurut Soccernet, Los Merengues unggul 64 berbanding 36 persen dalam hal penguasaan bola. Mereka pun membuat 16 shot dengan lima mengarah ke gawang sementara tuan rumah hanya membuat tujuh dengan dua shot on goal.

Dengan hasil imbang ini Los Blancos berada di posisi ke-10 dan Mallorca di urutan ketujuh.

Jalannya pertandingan

Madrid memperoleh peluang pertamanya di menit ke-14 saat umpan pendek Gonzalo Higuain diberikan pada Cristiano Ronaldo, yang lantas diakhiri dengan sepakan keras ke tiang jauh namun masih melebar dari sasaran.

Ronaldo yang melakukan akselerasi di tengah lapangan menuntaskannya dengan tembakan mendatar keras dari jarak 25 yard yang masih bisa diselematkan Dudu Aouate.

Pada menit ke-24 umpan terobosan Sergio Canales menemui Higuain namun dengan sigap Aouate menghadang laju Higuain, yang berakibat pelipisnya berdarah usai berbenturan dengan lutut Higuain.

Giliran Mallorca mengancam gawang Madrid lewat sepakan Gonzalo Castro di menit ke-38 dan Iker Casillas sambil menjatuhkan badannya men-tip bola tersebut. Babak pertama diakhiri dengan skor imbang 0-0.

Empat menit setelah restart tuan rumah bikin peluang berbahaya setelah Emilio Nsue dari sayap kanan menaklukkan penjagaan Marcelo dan melepaskan umpan silang. Victor dengan kepalanya menyambut bola tersebut namun tak bisa menemui sasaran.

Pada menit ke-62 kembali Aouate mengagalkan peluang Madrid lewat Higuain. Mendapat bola daerah dan bebas tanpa kawalan Higuain bersiap menendang bola ke arah gawang, selanjutnya? Aouate dengan sigap menyapu bola tersebut sebelum Higuain menyepaknya.

Di menit ke-68 free kick Jonathan De Guzman dari jarak 25 yard mengarahkan bola ke pojok kanan bawah gawang Madrid dan Casillas dengan cepat menerkam bola tersebut sebelum merobek jalanya. Selamatlah gawang Madrid.

Higuain! Di menit ke-83 Higuain yang sedikit bebas di sisi kiri kotak penalti nyaris menjebol gawang Mallorca andaikan Aouate tak menepis bola tersebut. Bola rebound pun gagal dimaksimalkan Karim Benzema setelah tembakannya melambung jauh di atas mistar.

Pada menit ke-86 kerjasama duo Jerman, Mesut Oezil dan Sami Khedira nyaris berbuah gol setelah sundulan Khedira memanfaatkan crossing Oezil menyamping di sisi kiri gawang Mallorca. Hingga berakhirnya laga tak ada satu pun gol yang tercipta.

Susunan pemain

Mallorca: Aouate, Gonzalez, Nunes, Marti, Ayoze, Lopez, De Guzman, Castro (Pereira 61'), Nsue, Enrich (Cavenaghi 45'), Casadesus

Madrid: Casillas, Arbeloa (Khedira 70'), Ramos, Carvalho, Marcelo, Lass, Xabi, Ronaldo, Canales (Oezil 59'), Di María (Benzema 59'), Higuaín
(dtc/mrp)

Sabtu, 28 Agustus 2010

KONFRONTASI DENGAN MALAYSIA

Latar belakang

Pada 1961, Kalimantan dibagi menjadi empat administrasi. Kalimantan, sebuah provinsi di Indonesia, terletak di selatan Kalimantan. Di utara adalah Kerajaan Brunei dan dua koloni Inggris; Sarawak dan Borneo Utara, kemudian dinamakan Sabah. Sebagai bagian dari penarikannya dari koloninya di Asia Tenggara, Inggris mencoba menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan Semenanjung Malaya, Federasi Malaya dengan membentuk Federasi Malaysia.
Rencana ini ditentang oleh Pemerintahan Indonesia; Presiden Soekarno berpendapat bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris, dan konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di kawasan ini, sehingga mengancam kemerdekaan Indonesia. Filipina juga membuat klaim atas Sabah, dengan alasan daerah itu memiliki hubungan sejarah dengan Filipina melalui Kesultanan Sulu.
Di Brunei, Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) memberontak pada 8 Desember 1962. Mereka mencoba menangkap Sultan Brunei, ladang minyak dan sandera orang Eropa. Sultan lolos dan meminta pertolongan Inggris. Dia menerima pasukan Inggris dan Gurkha dari Singapura. Pada 16 Desember, Komando Timur Jauh Inggris (British Far Eastern Command) mengklaim bahwa seluruh pusat pemberontakan utama telah diatasi, dan pada 17 April 1963, pemimpin pemberontakan ditangkap dan pemberontakan berakhir.
Filipina dan Indonesia resminya setuju untuk menerima pembentukan Federasi Malaysia apabila mayoritas di daerah yang hendak dilakukan dekolonial memilihnya dalam sebuah referendum yang diorganisasi oleh PBB. Tetapi, pada 16 September, sebelum hasil dari pemilihan dilaporkan. Malaysia melihat pembentukan federasi ini sebagai masalah dalam negeri, tanpa tempat untuk turut campur orang luar, tetapi pemimpin Indonesia melihat hal ini sebagai perjanjian Manila Accord Wikisource-logo.svg yang dilanggar dan sebagai bukti kolonialisme dan imperialisme Inggris.
Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, ketika para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto Soekarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul RahmanPerdana Menteri Malaysia saat itu—dan memaksanya untuk menginjak Garuda[6], amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak.
Demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur yang berlangsung tanggal 17 September 1963, berlaku ketika para demonstran yang sedang memuncak marah terhadap Presiden Sukarno yang melancarkan konfrontasi terhadap Malaysia[7]an juga kerana serangan pasukan militer tidak resmi Indonesia terhadap Malaysia. Ini berikutan pengumuman Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia pada 20 Januari 1963. Selain itu pencerobohan sukarelawan Indonesia (sepertinya pasukan militer tidak resmi) mulai memasuki Sarawak dan Sabah untuk menyebar propaganda dan melaksanakan penyerangan dan sabotase pada 12 April berikutnya.
Soekarno yang murka karena hal itu mengutuk tindakan demonstrasi anti-Indonesian yang menginjak-injak lambang negara Indonesia[8] dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia. Soekarno memproklamirkan gerakan Ganyang Malaysia melalui pidato beliau yang amat bersejarah, berikut ini:
Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!

Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu

Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.

Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki Gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

Yoo...ayoo... kita... Ganjang...
Ganjang... Malaysia
Ganjang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satoe-satoe!

Soekarno.

[sunting] Perang

Pada 20 Januari 1963, Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio mengumumkan bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia. Pada 12 April, sukarelawan Indonesia (sepertinya pasukan militer tidak resmi) mulai memasuki Sarawak dan Sabah untuk menyebar propaganda dan melaksanakan penyerangan dan sabotase. Tanggal 3 Mei 1963 di sebuah rapat raksasa yang digelar di Jakarta, Presiden Sukarno mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang isinya:
  • Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia
  • Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk menghancurkan Malaysia
Pada 27 Juli, Sukarno mengumumkan bahwa dia akan meng-"ganyang Malaysia". Pada 16 Agustus, pasukan dari Rejimen Askar Melayu DiRaja berhadapan dengan lima puluh gerilyawan Indonesia.
Meskipun Filipina tidak turut serta dalam perang, mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia.
Federasi Malaysia resmi dibentuk pada 16 September 1963. Brunei menolak bergabung dan Singapura keluar di kemudian hari.
Ketegangan berkembang di kedua belah pihak Selat Malaka. Dua hari kemudian para kerusuhan membakar kedutaan Britania di Jakarta. Beberapa ratus perusuh merebut kedutaan Singapura di Jakarta dan juga rumah diplomat Singapura. Di Malaysia, agen Indonesia ditangkap dan massa menyerang kedutaan Indonesia di Kuala Lumpur.
Di sepanjang perbatasan di Kalimantan, terjadi peperangan perbatasan; pasukan Indonesia dan pasukan tak resminya mencoba menduduki Sarawak dan Sabah, dengan tanpa hasil.
komando aksi sukarelawan
Pada 1964 pasukan Indonesia mulai menyerang wilayah di Semenanjung Malaya. Di bulan Mei dibentuk Komando Siaga yang bertugas untuk mengkoordinir kegiatan perang terhadap Malaysia (Operasi Dwikora). Komando ini kemudian berubah menjadi Komando Mandala Siaga (Kolaga). Kolaga dipimpin oleh Laksdya Udara Omar Dani sebagai Pangkolaga. Kolaga sendiri terdiri dari tiga Komando, yaitu Komando Tempur Satu (Kopurtu) berkedudukan di Sumatera yang terdiri dari 12 Batalyon TNI-AD, termasuk tiga Batalyon Para dan satu batalyon KKO. Komando ini sasaran operasinya Semenanjung Malaya dan dipimpin oleh Brigjen Kemal Idris sebaga Pangkopur-I. Komando Tempur Dua (Kopurda) berkedudukan di Bengkayang, Kalimantan Barat dan terdiri dari 13 Batalyon yang berasal dari unsur KKO, AURI, dan RPKAD. Komando ini dipimpin Brigjen Soepardjo sebagai Pangkopur-II. Komando ketiga adalah Komando Armada Siaga yang terdiri dari unsur TNI-AL dan juga KKO. Komando ini dilengkapi dengan Brigade Pendarat dan beroperasi di perbatasan Riau dan Kalimantan Timur.
Di bulan Agustus, enam belas agen bersenjata Indonesia ditangkap di Johor. Aktivitas Angkatan Bersenjata Indonesia di perbatasan juga meningkat. Tentera Laut DiRaja Malaysia mengerahkan pasukannya untuk mempertahankan Malaysia. Tentera Malaysia hanya sedikit saja yang diturunkan dan harus bergantung pada pos perbatasan dan pengawasan unit komando. Misi utama mereka adalah untuk mencegah masuknya pasukan Indonesia ke Malaysia. Sebagian besar pihak yang terlibat konflik senjata dengan Indonesia adalah Inggris dan Australia, terutama pasukan khusus mereka yaitu Special Air Service(SAS). Tercatat sekitar 200 pasukan khusus Indonesia (Kopassus) tewas dan 2000 pasukan khusus Inggris/Australia (SAS) juga tewas setelah bertempur di belantara kalimantan (Majalah Angkasa Edisi 2006).
Pada 17 Agustus pasukan terjun payung mendarat di pantai barat daya Johor dan mencoba membentuk pasukan gerilya. Pada 2 September 1964 pasukan terjun payung didaratkan di Labis, Johor. Pada 29 Oktober, 52 tentara mendarat di Pontian di perbatasan Johor-Malaka dan membunuh pasukan Resimen Askar Melayu DiRaja dan Selandia Baru dan menumpas juga Pasukan Gerak Umum Kepolisian Kerajaan Malaysia di Batu 20, Muar, Johor.
Ketika PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap. Sukarno menarik Indonesia dari PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mencoba membentuk Konferensi Kekuatan Baru (Conference of New Emerging Forces, Conefo) sebagai alternatif.
Sebagai tandingan Olimpiade, Soekarno bahkan menyelenggarakan GANEFO (Games of the New Emerging Forces) yang diselenggarakan di Senayan, Jakarta pada 10-22 November 1963. Pesta olahraga ini diikuti oleh 2.250 atlet dari 48 negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Selatan, serta diliput sekitar 500 wartawan asing.
Pada Januari 1965, Australia setuju untuk mengirimkan pasukan ke Kalimantan setelah menerima banyak permintaan dari Malaysia. Pasukan Australia menurunkan 3 Resimen Kerajaan Australia dan Resimen Australian Special Air Service. Ada sekitar empat belas ribu pasukan Inggris dan Persemakmuran di Australia pada saat itu. Secara resmi, pasukan Inggris dan Australia tidak dapat mengikuti penyerang melalu perbatasan Indonesia. Tetapi, unit seperti Special Air Service, baik Inggris maupun Australia, masuk secara rahasia (lihat Operasi Claret). Australia mengakui penerobosan ini pada 1996.
Pada pertengahan 1965, Indonesia mulai menggunakan pasukan resminya. Pada 28 Juni, mereka menyeberangi perbatasan masuk ke timur Pulau Sebatik dekat Tawau, Sabah dan berhadapan dengan Resimen Askar Melayu Di Raja dan Kepolisian North Borneo Armed Constabulary.
Pada 1 Juli 1965, militer Indonesia yang berkekuatan kurang lebih 5000 orang melabrak pangkalan Angkatan Laut Malaysia di Semporna. Serangan dan pengepungan terus dilakukan hingga 8 September namun gagal. Pasukan Indonesia mundur dan tidak penah menginjakkan kaki lagi di bumi Malaysia. Peristiwa ini dikenal dengan "Pengepungan 68 Hari" oleh warga Malaysia.

[sunting] Akhir konfrontasi

Menjelang akhir 1965, Jendral Soeharto memegang kekuasaan di Indonesia setelah berlangsungnya G30S/PKI. Oleh karena konflik domestik ini, keinginan Indonesia untuk meneruskan perang dengan Malaysia menjadi berkurang dan peperangan pun mereda.
Pada 28 Mei 1966 di sebuah konferensi di Bangkok, Kerajaan Malaysia dan pemerintah Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik. Kekerasan berakhir bulan Juni, dan perjanjian perdamaian ditandatangani pada 11 Agustus dan diresmikan dua hari kemudian.

Jumat, 27 Agustus 2010

Pondok Sepuh Payaman

Usia Santri 60-80 Tahun, Tiap Hari Tidur di Masjid

image
SM/Habib BACA ALQURAN: Para santri Ponpes  Sepuh Payaman bersemangat membaca Alquran. (46)
Kebanyakan pondok pesantren (ponpes) dihuni santri berusia muda, dari anak-anak hingga remaja. Namun, Ponpes Sepuh Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang merupakan pengecualian. Santri ponpes ini terdiri atas manula alias manusia usia lanjut. Bagaimana aktivitas mereka sehari-hari?
SUASANA Pondok Sepuh Payaman kemarin sore terlihat semarak. Ratusan nenek mengantre teh hangat yang dibagikan pengelola pondok di halaman Masjid Agung Payaman. Mereka menggunakan cangkir aluminium besar yang dibawa dari rumah.
Teh gratis itu disediakan pengelola pondok setiap menjelang buka puasa dan sahur.
Untuk makanan, mereka bisa membeli pada pedagang di sekitar pondok. Di sana ada belasan warung makan dadakan yang menjual aneka makanan murah. Nasi bungkus besar hanya dijual Rp 1.000 dan sayur Rp 500. Jika ingin lauk pauk, cukup menambah Rp 1.000. Uniknya, kebanyakan penjual juga orang-orang tua. Selain nasi bungkus, mereka juga menjual lotek, sate, dan yang paling laris nasi rames.
”Di sini Rp 1.500 sudah bisa membuat kenyang. Minum sudah ditanggung pondok. Jika kurang, bisa membeli air panas dari warga Rp 500 satu termos. Ini sudah cukup bagi kami,” kata Latifah (75), salah satu santri pondok.
Nenek asal Salam Kanci Bandongan itu mengaku sehari maksimal hanya menghabiskan Rp 7 ribu. Jumlah itu sudah termasuk untuk biaya makan camilan (snack) dan amal jariyah Rp 1.000 per hari. Ia juga tak perlu membayar untuk bisa nyantri selama Ramadan. Mereka cukup menyumbang Rp 20 ribu untuk membayar listrik dan air.
Latifah mulai tinggal di pondok itu sejak hari pertama Ramadan bersama sejumlah perempuan sekampungnya. Ia baru akan pulang pada hari ke-21 Puasa nanti.
”Tapi banyak juga yang pulang mendekati Lebaran,” kata wanita yang tengah sakit itu.
Dalam dua hari terakhir, cuaca di Magelang kurang bersahabat karena sering turun hujan deras serta angin kencang. Rabu sore, di lingkungan sekitar pondok juga turun hujan deras sehingga air melimpas sampai ke teras masjid, tempat para santri manula tinggal.
Namun, Latifah dan ibu-ibu lainnya bergeming.
Menurut Muslikah (75), santri lainnya, banyak santri yang sakit dalam seminggu terakhir. Mereka rata-rata mengeluh pusing, batuk, dan masuk angin. Meski demikian, mereka menolak pulang.
”Paling-paling kalau sakit kami beli obat di warung atau periksa ke puskesmas. Kami takkan pulang sebelum tanggal 21 Puasa nanti,” ujarnya.

Bekal Akhirat

Menurut Malikah (70), santri asal Windusari, dirinya nyantri di Ponpes Sepuh Payaman karena ingin mencari bekal untuk kehidupan di akhirat kelak. Karena itu, sakit dan hujan bukan halangan. Sejak awal sudah diniati meski tidur di masjid hanya beralaskan karpet tua. Ia juga sudah menyerahkan urusan persiapan Lebaran kepada anak-anaknya.
”Kami sudah tinggalkan semuanya. Saat ini kami hanya ingin mengaji, bertobat, dan memperbanyak amal ibadah,” ungkap Malikah.
Selama pengajian di masjid berarsitektur kuno tersebut, tempat duduk pria dan wanita dipisahkan. Santri pria ditempatkan di sisi selatan,  sementara santri perempuan di sisi lainnya. Pengajian biasanya dimulai pagi hari pukul 06.00 sampai pukul 08.00 oleh KH Mafatikhul Huda.
Setelah itu, para santri beristirahat dan memulai pengajian lagi pada pukul 11.00 sampai dhuhur dengan materi tanya jawab persoalan hidup sehari-hari. Pengajian kemudian dilanjutkan pukul 14.00 sampai pukul 16.00.
Aktivitas pondok memang terbilang nonstop selama Ramadan. Sehabis ashar masih ada kajian lagi tentang fiqih dan hadist hingga menjelang maghrib. Malam usai shalat tarawih, para santri juga harus mengikuti tadarus Alquran.
Aktivitas yang terbilang tinggi itu tentu saja menguras tenaga. Jika tidak pintar menjaga kondisi tubuh, santri bisa jatuh sakit. Apalagi usia mereka rata-rata 60-80 tahun. Untuk menjaga kesehatan, mereka tidak punya trik khusus.
Kebanyakan mengaku hanya mamakai pakaian hangat dan minum teh panas. Ada juga yang hobi minum kopi panas seperti dilakukan Saudah (80). Ia mengaku selalu minum kopi setiap sahur dan buka puasa.
”Ini seperti yang diiklankan di televisi itu. Selain itu, saya juga bawa jaket, selimut, dan bantal sendiri.”
Nenek asal Windusari itu mengaku sudah mengikuti kegiatan di Ponpes Sepuh Payaman selama 10 tahun. Ia dulu hanya mendengar dari cerita-cerita orang, kemudian ingin mengikutinya dan berlanjut sampai sekarang.
Di luar jadwal tetap pondok, para santri didorong untuk banyak-banyak membaca Alquran. Sebisa mungkin waktu mereka digunakan untuk beribadah.
Maslikah misalnya, mengaku sudah khatam Alquran dua kali. Sampai tanggal 21 nanti ia menargetkan khatam tiga kali.
Menurut pengasuh Ponpes Sepuh Payaman KH Mafatikhul Huda, para santri juga wajib shalat malam (tahajud) secara berjamaah. “Mereka kami ajari dan dibiasakan melakukan qiyamul lail. Shalat malam ini banyak faedahnya,” jelasnya.
KH Mafatikhul Huda merupakan generasi keempat pendiri pondok Romo Agung Siraj. Ia mengajarkan berbagai ilmu agama seperti fiqih (hukum Islam), tasawuf, tafsir Alquran dan hadist serta belajar menata hati.
”Ilmu ini diajarkan sesuai kemampuan para santri. Yang terpenting mereka bisa menerima dan mengamalkannya. Materi tak perlu yang berat-berat, yang penting bisa diterima. Apalagi mereka sudah sepuh,” kata cicit Romo Agung Siraj itu. (MH Habib Shaleh-59)

SHINICHI KUDO

Shinichi Kudo

Shinichi adalah seorang detektif terkenal yang masih bersekolah di SMU Teitan kelas 2, dan telah memecahkan kasus-kasus sulit berkali-kali, sehingga dijuluki Penyelamat Kepolisian Jepang. Ayah Shinichi, Yusaku Kudo, bekerja sebagai penulis novel ternama. Salah satu novelnya adalah cerita mengenai kisah penjahat bertopeng dan berjubah hitam yang bernama Night Baron. Ibu Shinichi, Yukiko Kudo, adalah seorang artis terkenal! Namun ia meninggalkan dunia artis setelah menikah dengan Yusaku. Kini, kedua orang tuanya sedang berada di Amerika. Shinichi sangat menyukai novel detektif, salah satunya adalah Sherlock Holmes. Shinichi juga adalah pemain sepak bola yang sangat handal!!
Suatu hari, setelah Shinichi pulang dari Tropical Land bersama teman masa kecilnya, Ran, dia menyaksikan transaksi gelap yang dilakukan oleh pria berjubah hitam. Kemudian pelaku transaksi tersebut mendapati Shinichi dan membuatnya pingsan serta memberi racun yang masih dalam tahap percobaan, yaitu APTX 4869 agar Shinichi tutp mulut dan mati. Namun tanpa mereka ketahui, Shinichi tidak mati, melainkan tubuhnya yang mengecil.
Shinichi pun kebingungan dan meminta Professor Agasa untuk membantunya, namun disaat yang bersamaan, Ran yang mencemaskan Shinichi karena tiba-tiba menghilang datang dan menemukan Shinichi kecil. Ketika ditanya namanya, Shinichi sangat merasa kebingungan dan melihat buku-buku dibelakangnya, dengan penulis Sir Arthur Conan Doyle dan Edogawa Ranpo. Dengan cepat dia membuat nama untuk tubuh kecilnya yang baru, yaitu Conan Edogawa. (Nama yang aneh untuk orang Jepang, karena terdengar seperti orang asing).
Untuk menyembunyikan identitasnya, dia menumpang tinggal di kantor detektif Kogoro Mouri, ayah Ran. Dalam wujud Conan, selain membantu Kogoro, dia mencari informasi tentang kawanan komplotan laki-laki berjubah hitam yang telah mengubahnya menjadi kecil. Shinichi pun akhirnya harus masuk SD Teitan, bekas SDnya untuk mengelabui masyarakat setempat. Dengan bantuan alat canggih dari Profesor Agasa, Shinichi diam-diam membantu Kogoro Mouri yang terlalu BODOH untuk memecahkan kasus yang sulit.

007

Komandan Sir James Bond, KCMG, RNVR, adalah seorang agen rahasia intelejen Inggris (Secret Intelligence Service, disingkat SIS, atau dikenal juga dengan nama MI6, atau biasa juga menggunakan nama samaran Universal Exports). Ia diciptakan pada Januari 1952 oleh jurnalis Inggris, Ian Fleming ketika ia sedang berlibur di Jamaika. Nama James Bond diambil dari seorang ahli burung asal AS, dan juga seorang pengamat burung dari Karibia.[9]
Orang tua James Bond adalah Andrew Bond, seorang Skotlandia, dan Monique Delacroix yang berasal dari Canton de Vaud, Swiss. Asal dari keduanya disebutkan dalam On Her Majesty's Secret Service. Fleming menambahkan unsur Skotlandia pada James Bond setelah melihat karakter Sean Connery dalam Dr. No. Sementara karakter Swiss ditambahkan karena Ian Fleming masih memiliki darah Swiss.[10] Sebuah rencana, tetapi gagal direalisasikan, sempat Fleming pikirkan yaitu menulis sebuah novel Bond yang menceritakan tentang asal-usul ibunda Bond. Dalam biografi fiksi tentang agen 007, John Pearson memberikan hari lahir Bond yaitu pada 11 November 1920 (Hari Gencatan Senjata). Bagian awal dari film For Your Eyes Only memberikan keterangan bahwa istri James Bond lahir pada 1943. Dan ini memberikan asumsi bahwa James Bond jauh lebih muda daripada yang Pearson terangkan. Ada beberapa referensi lain tentang usia James Bond. Dalam You Only Live Twice misalnya, Tiger Tanaka menerangkan bahwa James Bond lahir pada "Year of the Rat" (1924/25 atau mungkin 1912/13). Dalam novel On Her Majesty's Secret Service, slogan keluarga Bond adalah "Orbis non Sufficit" (en: "The World Is Not Enough" - id: "Dunia Saja Tidaklah Cukup").[11]

Patung lilin Sean Connery, sebagai bentuk penghargaan terhadap dirinya sebagai pemeran resmi pertama James Bond.
Setelah menyelesaikan manuskrip untuk Casino Royale, Fleming lantas memberikan naskah tersebut pada teman, yang kelak menjadi editor novel James Bond original, penyair William Plomer untuk membacanya. Plomer lantas menyukainya dan memberikannya pada Jonathan Cape, yang awalnya tidak terlalu suka dengan karakter yang diciptakan Fleming. Akhirnya Cape memutuskan untuk menerbitkannya pada 1953 setelah mendapatkan rekomendasi dari kakak tertua Fleming, Peter, yang juga menjadi seorang penulis tentang ragam daerah dan tempat.[12]
Beberapa pengamat setuju bahwa James Bond seolah-olah menjadi biografi tidak resmi dari Ian Fleming, dimana dirinya seorang perayu wanita. Baik Fleming dan Bond merupakan lulusan dari sekolah yang sama, memiliki makanan kesukaan yang sama (telur dadar dan minum kopi), memiliki kegemaran yang sama (minum, merokok, dan mengenakan pakaian kemeja lengan pendek), dan sempat bekerja di Angkatan Laut dengan level Komandan. Mereka berdua juga berbagi tinggi, berat, gaya rambut, dan warna mata yang sama.[13] Sebagian pengamat yang lain menjelaskan bahwa penampilan James Bond merupakan penggambaran dari Hoagy Carmichael. Dalam Casino Royale, karakter wanita utama Vesper Lynd menyatakan, "Bond lebih mengingatkanku pada Hoagy Carmichael, tetapi ia lebih dingin dan bengis." Selanjutnya dalam Moonraker, seorang pegawai khusus dari Gala Brand merasa bahwa "Bond sangat-sangat spesial, lebih daripada seorang Hoagy Carmichael. Ia memiliki rambut hitam yang bagus, tetapi dengan penampilan mata yang sangat dingin layaknya seorang pembunuh."

INDONESIA vs MALAYSIA

Indonesia Vs Malaysia
18 mei 2011, 07.17
Kapal perang Malaysia jenis Fast Attack Craft KD Baung Memasuki wilayah perairan Ambalat, Kalimantan timur. KRI Pulau Rimau sebagai  salah satu petugas patroli penjaga perbatasan di turunkan untuk mengusir Kapal perang Malaysia ini.  Hingga 2 jam, upaya pengusiran ini tidak juga membuahkan hasil, Malah KD Baung seolah-olah  memprovokasi KRI pulau rimau dengan melakukan manuver zigzag dan menambah kecepatan. Tidak lama kemudian tiba-tiba KRI pulau rimau mendapat serangan meriam 57 mm dan 40 mm yang bertubi-tubi  dari  KD Baung, langkah KRI pulau rimau pun terhenti.  KRI Pulau rimau mengalami kerusakan yang sangat parah dan hampir tenggelam, Banyak korban jiwa berjatuhan. Setelah puas melihat KRI pulau rimau hampir tenggelam, KD Baung kembali ke pangkalannya di Malaysia.
19 Mei 2011, 19.00
Setelah melakukan rapat dengan “Anggota Dewan yang terhormat“  Presiden Republik Indonesia mengumukan Status Perang terhadap Malaysia. Status ini diambil setelah sekian lama perlakuan kurang terpuji Malaysia terhadap Indonesia beberapa tahun belakangan ini dan puncaknya penyerangan terhadap KRI Pulau rimau. Kesabaran Indonesia tampaknya sudah mulai habis, Seluruh warga negara Indonesia yang berada di Malaysia di minta kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI )  dan seluruh anggota  TNI  &  Polri di minta melapor ke markas terdekat.
20 Mei 2011, 07.00
Malaysia menyambut tawaran perang Indonesia dengan membakar bendera Indonesia dan kedutaan besar Indonesia di Kuala Lumpur Malaysia serta memburu seluruh warga negara Indonesia yang ada disana.
21 Mei 2011, 15.00
Anggota FPDA ( Five Power Defence Arrangement ) Selain Malaysia yaitu Inggris, Australia, New Zealand dan Singapore memutuskan Siap membantu Malaysia jika diserang oleh Indonesia. Inggris langsung mengirimkan Kapal Induknya HMS Illustrious untuk disiagakan di sekitar wilayah perairan Malaysia dan Pasukan khusus yang terkenal SAS ( Special Air Service ).
22 mei 2011, 16.30
Ketegangan semakin memuncak antar Indonesia dan Malaysia. Seluruh alat utama sistem senjata (Alutsista), TNI dan Polri telah siap di berbagai tempat di seluruh wilayah indonesia, tinggal menunggu perintah. Malaysia pun tidak kalah siap dengan menyiagakan seluruh sistem pertahanan yang mereka punya dengan bantuan FPDA. Presiden mengumumkan kepada seluruh warga Negara Republik  Indonesia untuk bersiap melakukan wajib militer sebagaimana diatur dalam Pasal 30 Undang – Undang Dasar Republik Indonesia.
Pasal 30 Undang – Undang Dasar Republik Indonesia
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
Ini hanya sekedar Ilustrasi saja. Tapi jika seandainya kondisi seperti ini benar-benar terjadi, Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik apakah yang pertama kali anda lakukan untuk membela tanah air tercinta ini…..? dan apakah Konsep bela negara bagi anda…? Mohon komentarnya yang berkaitan dengan ini.

HASIL UNDIAN GRUP LIGA CHAMPION

Seakan disusun sedemikian rupa Liga Champion kali ini menghadap-hadapkan para bintang dengan bekas klubnya, Eto'o akan berlaga dengan tim barunya menghadapi Barcelona demikian juga Kaka yang kini bermain untuk Real Madrid akan menghadapi AC milan.

Berikut hasil undian grup Liga Champion yang dibuat pada Kamis waktu setempat.

Grup A:
  • Bayern Munich
  • Juventus
  • Girondins Bordeaux
  • Maccabi Haifa

Group B:
  • Manchester United
  • CSKA Moscow
  • Besiktas
  • VfL Wolfsburg

Group C:
  • AC Milan
  • Real Madrid
  • Olympique Marseille
  • FC Zurich

Group D:
  • Chelsea
  • Porto
  • Atletico Madrid
  • APOEL Nicosia

Group E:
  • Liverpool
  • Olympique Lyon
  • Fiorentina
  • Debrecen

Group F:
  • Barcelona
  • Inter Milan
  • Dinamo Kiev
  • Rubin Kazan

Group G:
  • Sevilla
  • Rangers
  • VfB Stuttgart
  • Unirea Urziceni

Group H:
  • Arsenal
  • AZ Alkmaar
  • Olympiakos Piraeus
  • Standard Liege

Kamis, 26 Agustus 2010

ABU NAWAS MERAYU TUHAN

Tak selamanya Abu Nawas bersikap konyol. Kadang-kadang timbul kedalaman hatinya yang merupakan bukti kesufian dirinya. Bila sedang dalam kesempatan mengajar, ia akan memberikan jawaban-jawaban yang berbobot sekalipun ia tetap menyampaikannya dengan ringan.
Seorang murid Abu Nawas ada yang sering mengajukan macam-macam pertanyaan. Tak jarang ia juga mengomentari ucapan-ucapan Abu Nawas jika sedang memperbincangkan sesuatu. Ini terjadi saat Abu Nawas menerima tiga orang tamu yang mengajukan beberapa pertanyaan kepada Abu Nawas.
“Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” ujar orang yang pertama.
“Orang yang mengerjakan dosa kecil,” jawab Abu Nawas.
“Mengapa begitu,” kata orang pertama mengejar.
“Sebab dosa kecil lebih mudah diampuni oleh Allah,” ujar Abu Nawas. Orang pertama itupun manggut-manggut sangat puas dengan jawaban Abu Nawas.
Giliran orang kedua maju. Ia ternyata mengajukan pertanyaan yang sama, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” tanyanya.
“Yang utama adalah orang yang tidak mengerjakan keduanya,” ujar Abu Nawas.
“Mengapa demikian?” tanya orang kedua lagi.
“Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu pengampunan Allah sudah tidak diperlukan lagi,” ujar Abu Nawas santai. Orang kedua itupun manggut-manggut menerima jawaban Abu Nawas dalam hatinya.
Orang ketiga pun maju, pertanyaannya pun juga seratus persen sama. “Manakah yang lebin utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” tanyanya.
“Orang yang mengerjakan dosa besar lebih utama,” ujar Abu Nawas.
“Mengapa bisa begitu?” tanya orang ktiga itu lagi.
“Sebab pengampunan Allah kepada hamba-Nya sebanding dengan besarnya dosa hamba-Nya,” ujar Abu Nawas kalem. Orang ketiga itupun merasa puas argumen tersebut. Ketiga orang itupun lalu beranjak pergi.
***
Si murid yang suka bertanya kontan berujar mendengar kejadian itu. “Mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan tiga jawaban yang berbeda,” katanya tidak mengerti.
Abu Nawas tersenyum. “Manusia itu terbagi atas tiga tingkatan, tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati,” jawab Abu Nawas.
“Apakah tingkatan mata itu?” tanya si murid.
“Seorang anak kecil yang melihat bintang di langit, ia akan menyebut bintang itu kecil karena itulah yang tampak dimatanya,” jawab Abu Nawas memberi perumpamaan.
“Lalu apakah tingkatan otak itu?” tanya si murid lagi.
“Orang pandai yang melihat bintang di langit, ia akan mengatakan bahwa bintang itu besar karena ia memiliki pengetahuan,” jawab Abu Nawas.
“Dan apakah tingkatan hati itu?” Tanya si murid lagi.
“Orang pandai dan paham yang melihat bintang di langit, ia akan tetap mengatakan bahwa bintang itu kecil sekalipun ia tahu yang sebenarnya bintang itu besar, sebab baginya tak ada satupun di dunia ini yang lebih besar dari Allah SWT,” jawab Abu Nawas sambil tersenyum.
Si murid pun mafhum. Ia lalu mengerti mengapa satu pertanyaan bisa mendatangkan jawaban yang berbeda-beda. Tapi si murid itu bertanya lagi.
“Wahai guruku, mungkinkah manusia itu menipu Tuhan?” tanyanya.
“Mungkin,” jawab Abu Nawas santai menerima pertanyaan aneh itu.
“Bagaimana caranya?” tanya si murid lagi.
“Manusia bisa menipu Tuhan dengan merayu-Nya melalui pujian dan doa,” ujar Abu Nawas.
“Kalau begitu, ajarilah aku doa itu, wahai guru,” ujar si murid antusias.
“Doa itu adalah, “Ialahi lastu lil firdausi ahla, Wala Aqwa alannaril Jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzambil adzimi.” (Wahai Tuhanku, aku tidak pantas menjadi penghuni surga, tapi aku tidak kuat menahan panasnya api neraka. Sebab itulah terimalah tobatku dan ampunilah segala dosa-dosaku, sesungguhnya Kau lah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar).

kartun ucapan

 

ucapan lebaran

 

LEBARAN BERSAMA

 

MUDIK............

 

                      Lihat Kartu Ucapan Lainnya
                      (KapanLagi.com)
                     

Spurs Melaju ke Fase Grup Liga Champion4-0

Spurs Melaju ke Fase Grup Liga Champion


image

Tottenham Hotspur berhasil melaju ke fase grup Liga Champion setelah mengalahkan Young Boys 4-0 pada leg kedua playoff Liga Champion, Kamis (26/8) dinihari WIB.
Tampil di depan pendukungnya sendiri, Jermain Defoe cs. berhasil menyuguhkan performa menawan. Empat gol bersarang di gawang tim tamu membuat pendukung setia The Lilywhites dapat bernapas lega. Kemenangan ini pun sekaligus mengantarkan Spurs ke fase grup kompetisi tertinggi antar klub Eropa, Liga Champion dengan aggregat 6-3 atas Young Boys. Tidak hanya itu, kemenangan ini juga menjadi pembalasan atas kekalahan 2-3 di pertemuan pertama di markas Young Boys, Stadion de Suisse.

Striker Peter Crouch membuka pesta gol tim besutan Harry Redknapp itu ke gawang Young Boys pada menit ke-5. Setelah itu, Jermain Defoe mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-32. Meski sempat berbau kontroversi lantaran Defoe terlihat menyentuh bola dengan tangan sebelum menendangnya ke gawang klub asal Swiss tersebut.

Namun, tidak selesai sampai di sini. Crouch kembali menggetarkan gawang Young Boys pada menit ke-61 lewat sebuah tandukan mematikan. Setelah itu, eks striker Liverpool itu memastikan hattricknya pada laga ini lewat sepakan penalti pada menit ke-78. Hasil ini pun mengantarkan Spurs menjadi klub Inggris keempat, setelah Manchester United, Chelsea, dan Arsenal, yang berlaga di ajang Liga Champion. Tidak hanya itu, prestasi menembus Liga Champion ini adalah kali pertama bagi klub yang berdiri sejak 1882 itu.

Susunan pemain:

Tottenham Hotspur: Gomes (46'Carlo Cudicini); Ledley King, Michael Dawson, Benoit Assou-Ekotto, Gareth Bale (82'Niko Kranjcar), Vedran Corluka; Tom Huddlestone, Aaron Lennon, Wilson Palacios; Peter Crouch, Jermain Defoe (62'Roman Pavlyuchenko).           

Young Boys: Marco Wolfli, Christoph Spycher, S Sutter (62'Alberto Regazzoni), Ammar Jemal, Affolter Francois; David Degen, Xavier Hochstrasser, Tape Doubai (82'Christian Schneuwly), Senad Lulic; Moreno Costanzo (61'Marco Schneuwly), Henri Bienvenu.
Hasil pertandingan lainnya:
Ajax Amsterdam    2 - 1    Dynamo Kyiv
Auxerre                2 - 0    Zenit St. Petersburg
FC Copenhagen     1 - 0    Rosenborg
Zilina                    1 - 0    Sparta Prague

UPIN & IPIN VS SI UNYIL

TERNYATA.......?

Rabu, 25 Agustus 2010

TRADISI SYAWALAN DI PAYAMAN

WARGA Kabupaten Magelang dan sekitarnya punya tradisi Syawalan di makam KH Muhammad Syirot atau Mbah Agung, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), di belakang Masjid Agung Payaman. Setiap 8 Syawal, ratusan orang berdoa di makam tersebut.
Tradisi itu tentu berbeda dari daerah lain yang pada 8 Syawal mengadakan ritual bakdo kupat atau kupatan, selamatan dengan menggunakan kupat dan sayur. Di Payaman, warga nahdliyyin mendoakan pendiri NU itu untuk ngalap berkah dari keshalehan Mbah Agung. Di situ tak ada selamatan kupat.
Bacaan Surat Yasin dan tahlil mengawali acara itu. Ratusan warga secara khusyuk duduk di sekitar makam mengikuti lafal yang dibaca pemimpin doa. Setelah itu, acara mauidoh khasanah atau ceramah oleh KH Abdurrahman Chudlori, pengasuh Pondok API Tegalrejo, Magelang.
Tradisi itu, menurut cucu Mbah Agung, KH Khomarun, sudah berlangsung sejak 1948. Berawal dari sebuah warisan leluhur yang mengajarkan untuk selalu mendoakan orang yang meninggal. Setelah Bupati Magelang pertama Danu Ningrat atau Danu Sugondo wafat, setiap 8 Syawal Mbah Agung memimpin doa untuknya.
"Tapi setelah Mbah Agung wafat pada 1958, tradisi itu berlaku juga di makamnya. Ini bagian dari tradisi NU yang selalu mendoakan orang shaleh untuk mendapatkan berokah dari Allah," katanya.
Diwarisi Anak-cucu
Menurutnya, para santri yang pernah menimba ilmu di Payaman hampir bisa dipastikan datang ke acara tersebut. Lama-lama tradisi itu diwarisi para anak-cucu para santri Payaman.
Selain berdoa, warga di sekitar Payaman juga bersilaturahmi keliling dusun. Meskipun mereka telah bersilaturahmi pada 1 Syawal, diulang lagi pada 8 Syawal.
Dalam tradisi silaturahmi itu, setiap rumah menyajikan menu makanan. Entah saudara atau tidak, siapa saja yang bersilaturahmi diwajibkan makan dulu. Menu makanan tak seperti kupatan, tapi hanya nasi dan sayur seadanya.
"Kami sangat senang jika ada tamu yang langsung makan. Kalau makanan itu habis, berarti rezeki dari Allah membawa berkah bagi setiap umatnya," kata Sumi (54), warga Kauman, Payaman.
Menurutnya, tak ada alasan untuk tak kuat menjamu tamunya. Asalkan ada niat, akan dapat rezeki untuk membeli bahan makanan. "Jadi, miskin atau kaya, semua pasti menjamu tamunya dengan makanan," tambahnya. (Sholahuddin-66)

PAYAMAN,SECANG,KAB MAGELANG

Sekilas Payaman terletak di perbatasan kota Magelang dan Secang. Selain petani, desa ini dihuni oleh para pedagang, industriawan dan ulama. Mungkin karena terletak dipinggir kota dan berada pada jalur jalan raya Magelang - Semarang maka desa ini tumbuh menjadi desa yang dinamis.
Pendidikan Semenjak awal kemerdekaan sudah terdapat Sekolah Dasar dan Pondok Pesantren, sehingga menjadi pusat pendidikan dari desa-desa disekitarnya.
Sekolah Dasar: 1. SD Negeri Payaman I. 2. SD Negeri Payaman II. 3. Madrasah Ibtidaiyah Yajri Payaman. 4. SD Muhammadiyah Payaman. 5. MWB
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama: 1. SMP Muhammadiyah Payaman. 2. Madrasah Tsanawiyah Yajri Payaman.
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas: 1. Sekolah Pertanian dan Perkebunan Muhammadiyah Payaman. 2. Madrasah Aliyah Negeri Magelang.
Pondok Pesantren: 1. Pondok Pesantren Ngletoh. 2. Pondok Pesantren Baru (Sirojul Mukhlasin Unit I), Pimpinan KH. Muhlisun. 3. Pondok Pesantren Kidul. 4. Pondok Pesantren Al Husna, Pimpinan KH. Ashari Al Hafiz (ada Fak Hafalan Al Qur'an. ) 5. Pondok Pesantren Yajri (Sirojul Mukhlasin Unit II), Pimpinan KH. Minanurrohman Anshori
Fasilitas Desa dan Umum: 1. Pasar Umum: Merupakan pusat kegiatan perdagangan sayur, unggas, daging dan pakaian bagi warga desa Payaman dan desa sekitarnya. 2. Gedung Pertemuan dan Olah Raga yang menyatu dengan Balai Desa Payaman: Terdapat satu lapangan Bulutangkis indoor dan bisa digunakan sebagai gedung perkawinan dan pertemuan. 3. Kolam Renang dan Tempat Rekreasi Kalibening: Kolam renang dengan sumber mata air yang jernih dan alami (non kaporit) dan dengan kolam renang yang besar. 4. Masjid Besar Payaman: Pesantren ini didirikan Mbah Kiai Romo Agung Muhammad Sirodj pada tahun 1930 untuk membina umat Muslim di sekitar Desa Payaman dan desa lainnya. Ia dimakamkan di belakang mesjid tersebut. Setiap 8 Syawal, ratusan orang melakukan khol yakni berdoa di makam tersebut. 5. Stasiun Kereta Api: Berada diketinggian 295 dpl, stasiun KA ini dibangun sekitar tahun 1903(bersamaan dengan dibuatnya jalur KA Magelang-Secang-Ambarawa. Semenjak pertengahan tahun 80-an Stasiun KA ini sudah tidak dipakai lagi bersamaan dengan berhentinya operasi KA jalur Jogya-Magelang-Ambarawa/parakan. 6. Lapangan Sepak Bola Selamat: Merupakan lapangan olahraga desa dan sebagai pusat kegiatan olah raga dan kesenian. Klub sepak bola yang ada antara lain: 1. PORT (Persatuan Olah Raga Tegowanon) 2. ROGO
Industri, Industri Rumah Tangga dan Kerajinan Tangan: 1. Perusahaan Garet (Kertas Pembungkus Rokok) terdapat 3 perusahaan. 2. Kerajinan Tangan Sawangan (asesoris bunyi pada burung dara). 3. Industri Rumah Tangga: Kue Kering, Kue Basah, Rempeyek Kacang dan Paru. 4. Industri Kerupuk.
Perdagangan: 1. Pedagang Kerbau, Sapi, Kambing dan Unggas. 2. Pedagang Tembakau. 3. Pedagang Kendaraan Bermotor. 4. Jasa Cetak digital di DK Digital Payaman 5. Jasa perbaikan dan penjualan knalpot di Dusun Grogol.

Kesehatan: Pada hari-hari tertentu terdapat Puskesmas Keliling dengan lokasi pelayanan di Balai Desa. Namun setiap harinya masyarakat yang ingin berobat dilayani oleh 4 dokter yang berpraktek swasta.
Desa Payaman terdiri dari beberapa Dusun yakni: Dusun Grogol, Tegowanon, Kauman, Ngletoh, Kalibening, Karangboyo, Gembongan, Tukangan, Malangan, Nambangan, Sidorejo dan Jetis.
Kepala Desa 1. Kartodimedjo ......... s/d 1972, 2. Sakbani SH,.......... 1972-2007, 3. Ir. Syaifudin Ashari.. 2007-
Organisasi Kemasyarakatan 1. Serenada (Serikat Remaja Kauman Dua) berkedudukan di dusun kauman dua payaman 2. IPNU IPPNU organisasi Pelajar NU 3. IRM Ikatan Remaja Muhammadiyah 4. Kompak Disc orhanisasi pemuda di Kauman 5. Paguyuban Penduduk Grogol (PPG)

SELAMAT IDUL FITRI

Dhahar kupat kuahipun santen, menawi wonten lepat nyuwun pangapunten. Mugi2 kabeh doso2 dilebur ing dinten riyoyo niki. Amien..
Tibalah saatnya sekarang kita kembali ke fitrah kita. Bila mata salah memandang,bila salah menduga,bila bibir salah mengucap “MOOHON MAAF LAHIR BATIN”

UPIN DAN IPIN

KARANGGENENG MP3

KALAU MAU MENDENGARKAN LAGU MP3 ADA DI BAWAH SENDIRI...................................

ALI BIN ABI THOLIB

Pribadinya

Ayahnya adalah: Abu Thalib, paman Nabi saw, bin Abdul Muththalib, bin Hasyim, bin Abdi Manaf, bin Qushayy. Ibunya adalah: Fathimah binti Asad, bin Hasyim, bin Abdi Manaf. Saudara-saudara kandungnya adalah: Thalib, 'Uqail, Ja'far dan Ummu Hani.
Dengan demikian, jelaslah, Ali adalah berdarah Hasyimi dari kedua ibu-bapaknya. Keluarga Hasyim memiliki sejarah yang cemerlang dalam masyarakat Mekkah. Sebelum datangnya Islam, keluarga Hasyim terkenal sebagai keluarga yang mulia, penuh kasih sayang, dan pemegang kepemimpinan masyarakat. Ibunya adalah Fathimah binti Asad, yang kemudian menamakannya Haidarah. Haidarah adalah salah satu nama singa, sesuai dengan nama ayahnya: Asad (singa). Fathimah adalah salah seorang wanita yang terdahulu beriman dengan Risalah Nabi Muhammad Saw. Dia pula-lah yang telah mendidik Nabi Saw, dan menanggung hidupnya, setelah meninggalnya bapak-ibu beliau, Abdullah dan Aminah. Beliau kemudian membalas jasanya, dengan menanggung kehidupan Ali, untuk meringankan beban pamannya, Abu Thalib, pada saat mengalami kesulitan ekonomi. Saat Fathimah meninggal dunia, Rasulullah Saw yang mulai mengkafaninya dengan baju qamisnya, meletakkannya dalam kuburnya, dan menangisinya, sebagai tangisan seorang anak atas ibunya. Dan bersabda:
"Semoga Allah SWT memberikan balasan yang baik bagi ibu asuhku ini. Engkau adalah orang yang paling baik kepadaku, setelah pamanku dan almarhumah ibuku. Dan semoga Allah SWT meridhai-mu."
Dan karena penghormatan beliau kepadanya, maka beliau menamakan anaknya yang tersayang dengan namanya: Fathimah. Darinyalah kemudian mengalir nasab beliau yang mulia, yaitu anak-anaknya: Hasan, Husein, Zainab al Kubra dan Ummu Kultsum.
Haidarah adalah nama Imam Ali yang dipilihkan oleh ibunya. Namun ayahnya menamakannya dengan Ali, sehingga dia terkenal dengan dua nama tersebut, meskipun nama Ali kemudian lebih terkenal.
Anak-anaknya adalah: Hasan, Husein, Zainab, Ummu Kultsum, dari Fathimah binti Rasulullah Saw. Seorang isteri yang tidak pernah diperlakukan buruk oleh Ali r.a. selama hidupnya. Bahkan Ali tetap selalu mengingatnya setelah kematiannya. Ia juga mempunyai beberapa orang anak dari isteri-isterinya yang lain, yang ia kawini setelah wafatnya Fathimah r.a. Baik isteri dari kalangan wanita merdeka maupun hamba sahaya. Yaitu: Muhsin, Muhammad al Akbar, Abdullah al Akbar, Abu Bakar, Abbas, Utsman, Ja'far, Abdullah al Ashgar, Muhammad al Ashghar, Yahya, Aun, Umar, Muhammad al Awsath, Ummu Hani, Maimunah, Rahmlah ash Shugra, Zainab ash Shugra, Ummu Kaltsum ash Shugra, Fathimah, Umamah, Khadijah, Ummu al Karam, Ummu Salmah, Ummu Ja'far, Jumanah, dan Taqiyyah.
Keturunannya yang mulia, selanjutnya mengalir dari Hasan, Husain, Muhammad bin Hanafiah, Umar dan Abbas. Karena kecintaan dan penghormatannya yang mendalam terhadap sahabat Nabi yang mulia, dan yang telah dijanjikan masuk surga, maka ia menamakan beberapa orang anaknya dengan nama-nama mereka, yaitu: Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Abu Bakar, anaknya, terbunuh bersama Husain dalam peristiwa Karbala. Anak ini merupakan anak dari isterinya, Laila bin Mi'waz. Sementara anaknya Utsman yang dilahirkan dari isterinya Ummu Banin, juga terbunuh dalam perisitwa Karbala. Sedangkan Umar adalah anaknya dari Ummu Habib ash Shahba.
Saat imam Ali mendapatkan mati syahid, ia meninggalkan empat orang isteri yang merdeka, yaitu: Umamah, Laila, Ummu Banin dan Asma bin 'Umais. Serta delapan belas orang hamba sahaya wanita.
Jumlah seluruh anak lakinya adalah lima belas orang, dan anak perempuannya adalah delapan belas orang.

Kelahirannya

Fathimah binti Asad melahirkan anaknya, Haidarah (Ali KW), di Ka'bah, pada dua puluh satu tahun sebelum hijrah. Ada yang mengatakan, pada tahun ke tiga puluh dua dari kelahiran Rasulullah saw. Ia adalah anak bungsu dari kedua orang tuanya, selain Ja'far, Uqail dan Thalib. Saat Abu Thalib mengalamai krisis ekonomi karena kekeringan yang melanda, seperti yang dialami oleh orang-orang Quraisy, Rasulullah saw menyarankan kepada kedua pamannya: Hamzah dan Abbas untuk turut membantu meringankan beban saudaranya, Abu Thalib, dengan menanggung biaya hidup anaknya. Maka keduanya pun memenuhi permintaan tersebut. Mengetahui hal itu, Abu Thalib berkata kepada kedua saudaranya tersebut,: "Ambillah siapa yang kalian ingini, namun tinggalkanlah Uqail, untuk tetap aku didik." Uqail adalah anak yang paling disayangi oleh Abu Thalib. Maka Abbas mengambil Thalib, Hamzah mengambil Ja'far dan Rasulullah saw mengambil Ali KW.
Adalah Nabi Saw bagi anak keponakannya, Ali KW, bertindak sebagai bapak, saudara, teman, dan guru pendidik. Dan Ali pun menerima beliau pengganti kedua orang tua, dan keluarganya. Sehingga ia pun terdidik dalam didikan Nabi Saw. Ia Merupakan keturunan puncak keluarga Hasyimiah, yang darinya terlahir kemuliaan, kedermawanan, sifat pemaaf, ksaih sayang dan hikmah yang lurus.
Seperti diriwayatkan, ia tumbuh menjadi anak yang cepat matang. Di wajahnya tampak jelas kematangannya, yang juga menunjukkan kekuatan, dan ketegasan. Saat ia menginjak usia pemuda, ia segera berperan penuh dalam dakwah Islam, tidak seperti yang dilakukan oleh pemuda seusianya. Contoh yang paling jelas adalah keikhlasannya untuk menjadi tameng Rasulullah Saw saat beliau hijrah, dengan menempati tempat tidur beliau. Ia juga terlibat dalam peperangan yang hebat, seperti dalam perang Al Ahzab, dia pula yang telah menembus benteng Khaibar. Sehingga dia dijuluki sebagai pahlawan Islam yang pertama.
Isteri-isterinya: setelah Fathimah az Zahra wafat, Imam Ali menikahi Umamah bin Abi Al Ash bin Rabi' bin Abdul Uzza al Qurasyiyyah. Selanjutnya menikahi Umum Banin bini Haram bin Khalid bin Darim al Kulabiyah. Kemudian Laila binti Mas'ud an Nahsyaliyyah, ad Daarimiyyah dari Tamim. Berikutnya Asmaa binti 'Umais, yang sebelumnya merupakan isteri Ja'far bin Abi Thalib, dan selanjutnya menjadi isteri Abu Bakar (hingga ia meninggal), dan berikutnya menjadi isteri imam Ali. Selanjutnya ia menikahi Ummu Habib ash Shahbaa at Taghalbiyah. Kemudian, Khaulah binti Iyas bin Ja1far al Hanafiyyah. Selanjutnya Ummu Sa'd ats Tsaqafiyyah. Dan Mukhabba'ah bintih Imri'il Qais al Kulabiyyah.
Sifat-sifatnya: Imam Ali KW adalah seorang dengan perawakan sedang, antara tinggi dan pendek. Perutnya agak menonjol. Pundaknya lebar. Kedua lengannya berotot, seakan sedang mengendarai singa. Lehernya berisi. Bulu jenggotnya lebat. Kepalanya botak, dan berambut di pinggir kepala. Matanya besar. Wajahnya tampan. Kulitnya amat gelap. Postur tubuhnya tegap dan proporsional. Bangun tubuhnya kokoh, seakan-akan dari baja. Berisi. Jika berjalan seakan-akan sedang turun dari ketinggian, seperti berjalannya Rasulullah Saw. Seperti dideskripsikan dalam kitab Usudul Ghaabah fi Ma'rifat ash Shahabah: adalah Ali bin Abi Thalib bermata besar, berkulit hitam, berotot kokoh, berbadan besar, berjenggot lebat, bertubuh pendek, amat fasih dalam berbicara, berani, pantang mundur, dermawan, pemaaf, lembut dalam berbicara, dan halus perasaannya.
Jika ia dipanggil untuk berduel dengan musuh di medan perang, ia segera maju tanpa gentar, mengambil perlengkapan perangnya, dan menghunuskan pedangnya. Untuk kemudian menjatuhkan musuhnya dalam beberapa langkah. Karena sesekor singa, ketika ia maju untuk menerkam mangsanya, ia bergerak dengan cepat bagai kilat, dan menyergap dengan tangkas, untuk kemudian membuat mangsa tak berkutik.
Tadi adalah sifat-sifat fisiknya. Sedangkan sifat-sifat kejiwaannya, maka ia adalah sosok yang sempurna, penuh dengan kemuliaan.
Keberaniannya menjadi perlambang para kesatria pada masanya. Setiap kali ia menghadapi musuh di medan perang, maka dapat dipastikan ia akan mengalahkannya.
Seorang yang takwa tak terkira, tidak mau masuk dalam perkara yang syubhat, dan tidak pernah melalaikan syari'at.
Seorang yang zuhud, dan memilih hidup dalam kesederhanaan. Ia makan cukup dengan berlauk-kan cuka, minyak dan roti kering yang ia patahkan dengan lututnya. Dan memakai pakaian yang kasar, sekadar untuk menutupi tubuh di saat panas, dan menahan dingin di kala hawa dingin menghempas.
Penuh hikmah, adalah sifatnya yang jelas. Dia akan berhati-hati meskipun dalam sesuatu yang ia lihat benar, dan memilih untuk tidak mengatakan dengan terus terang, jika hal itu akan membawa mudharat bagi umat. Ia meletakkan perkara pada tempatnya yang tepat. Berusaha berjalan seirama dengan rekan-rekan pembawa panji dakwah, seperti keserasian butiran-butiran air di lautan.
Ia bersikap lembut, sehingga banyak orang yang sezaman dengannya melihat ia sedang bergurau, padahal hal itu adalah suatu bagian dari sifat kesempurnaan yang melihat apa yang ada di balik sesuatu, dan memandang kepada kesempurnaan. Ia menginginkan agar realitas yang tidak sempurna berubah menjadi lurus dan meningkat ke arah kesempurnaan. Gurauan adalah 'anak' dari kritik. Dan ia adalah 'anak' dari filsafat. Menurutku, gurauan yang tepat adalah suatu tanda ketinggian intelektualitas para tokoh pemikir dalam sejarah.
Ia terkenal kefasihannya. Sehingga ucapan-ucapannya mengandung nilai-nilai sastra Arab yang jernih dan tinggi. Baik dalam menciptakan peribahasa maupun hikmah. Ia juga mengutip dari redaksi Al Quran, dan hadits Rasulullah Saw, sehingga menambah benderang dan semerbak kata-katanya. Yang membuat dirinya berada di puncak kefasihan bahasa dan sastra Arab.
Ia amat loyal terhadap pendidiknya, Nabi-nya, juga Rabb-nya. Serta berbuat baik kepada kerabatnya. Amat mementingkan isterinya yang pertama, Fathimah az Zahra. Dan ia selalu berusaha memberikan apa yang baik dan indah kepada orang yang ia senangi, kerabatnya atau kenalannya.
Ia berpendirian teguh, sehingga menjadi tokoh yang namanya terpatri dalam sejarah. Tidak mundur dalam membela prinsip dan sikap. Sehingga banyak orang yang menuduhnya bodoh dalam politik, tipu daya bangsa Arab, dan dalam hal melembutkan sikap musuh, sehingga kesulitan menjadi berkurang. Namun, sebenarnya kemampuannya jauh di atas praduga yang tidak benar, karena ia tahu apa yang ia inginkan, dan menginginkan apa yang ia tahu. Sehingga, di samping kemanusiaannya, ia seakan-akan adalah sebuah gunung yang kokoh, yang mencengkeram bumi. Itu emua adalah cermin dari percaya dirinya, keimanannya, dan keyakinanya terhadap Rabb-nya, lantas bagaimana mungkin ia menjadi lembek?
Ia dengan teguh menolak sikap yang tidak sesuai dengan kebenaran, atau syari'ah, atau akhlak atau kemuliaan. Jiwanya yang mulia menolak untuk menipu seorang gubernur yang senang berkuasa, dan yang menghamburkan kekayaan umat untuk kepentingan hamba nafsunya. Ia tidak tidak peduli dengan orang yang membenci, atau orang yang memusuhinya. Menurutku, ia adalah sifat orang yang kuat, baik dalam kepribadiaannya, pendapatnya dan dalam memegang kebenaran.
Barangkali ada yang berpikir bahwa ia telah bersikap lunak dalam peristiwa tahkim (arbitrase). Namun menurutku, dugaan seperti itu adalah suatu kebodohan. Imam Ali KW tidak bersifat lembek, namun ia lebih mementingkan persatuan umat. Karena orang-orang yang ikut bersidang saat itu sedang berada dalam kubu-kubu yang saling berbeda pendapat. Maka ia memilih untuk keluar dari kondisi terburuk menuju kondisi yang buruk. Ia telah menegaskan hal itu, dan memberi peringatan kepada para pengikutnya. Namun ternyata orang-orang yang berada di sekitarnya tenggelam dalam perdebatan tanpa ujung dan pertikaian tanpa henti. Sehingga terjadilah peristiwa-peristiwa yang memilukan.
Rasa kasih sayang dalam hatinya-lah yang mendorong dirinya untuk bersikap lunak dan tidak keras. Hal itu ia lakukan karena ingin menyelamatkan orang lain, sehingga ia rela meletakkan dirinya dalam bahaya. Ia rela untuk menebus nyawa orang yang ia kasihi, atau kelompok orang yang beriman, atau beberapa orang yang sedang diincar oleh musuh, dengan nyawanya. Sehingga diapun bersikap lunak, dan meminta jalan yang lebih baik. Agar kasih sayang mengalahkan kecemburuan, kecintaan mengalahkan kekerasan, dan menjauhkan orang-orang yang ia sayangi dari kebinasaan. Orang yang membaca apa yang ia pinta kepada Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Abdullah, niscaya akan mengetahui bahwa keduanya telah menghianatinya, dan memeranginya. Maka iapun mengecam keduanya, dengan kecaman seorang penyayang terhadap orang yang ia sayangi. Ia mengingatkan keduanya tentang janji-janji yang pernah mereka ucapkan, dan kebersamaan mereka dalam menegakkan kalimat Allah SWT. Apa yang ia lakukan saat terjadi bentrokan yang terjadi antara dirinya dan Aisyah menjadi bukti akan ketinggian sifat kasih sayangnya, kemuliaan perasaannya, dan usahanya yang keras untuk memadamkan tanda-tanda ambisi rendahan, yang tidak layak bagi tokoh besar seperti dirinya, juga bagi tokoh mulia semacam Aisyah r.a. Oleh karena itu, ia berusaha melakukan negosiasi yang hanya dapat dilakukan oleh orang besar semacam dirinya, yaitu para mujahidin yang mulia.

ABIMANYU DAN WAHYU CAKRANINGRAT

Adaptasi Budaya

Para Leluhur Nusantara, sangat piawai mengadaptasi cerita ‘dari luar’ menjadi cerita khas Nusantara. Para Leluhur paham betul mengenai budaya masyarakat di Nusantara, dan juga hal-hal yang dapat menjadi pemicu peningkatan kesadaran masyarakat Nusantara. Dalam budaya Nusantara ada istilah ‘pakem’, pokok, hakikat yang tidak diubah, dan ada istilah ‘kembangan’, imaginasi, penyesuaian dengan kondisi masyarakat setempat. Imaginasi dapat berkembang sesuai perkembangan zaman. Mereka yang terbelenggu oleh pemahaman baku yang tak dapat diubah akan mengalami ‘stress’, karena dunia selalu berkembang, berubah. Memang, inti hakikat tidak berubah, tetapi penampilan dan ‘setting’nya disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Akan selalu terjadi pertentangan antara pengikut ajaran murni dan pengikut ajaran adaptasi. Mereka yang berkutat dalam tataran syariat akan menuduh, bahwa ‘kembangan’ itu mengada-ada, bid’ah. Sedangkan mereka yang memahami hakikat, paham setiap individu mempunyai pandangan yang berbeda, karena sifat bawaan genetik dan lingkungan yang mempengaruhinya berbeda. Akan tetapi pada hakikatnya semua individu dapat meningkatkan kesadarannya melalui pemahamannya. Biarlah yang berselera terhadap yang dianggapnya  murni menjalankannya, dan biarlah yang cocok dengan ‘kembangan’ yang dapat lebih meresap kedalam dirinya melakukannya. Baginya pemahamannya, bagiku pemahamanku.

Misalnya dalam kisah yang beredar di India bahwa Drupath adalah istri dari kelima Pandawa, akan tetapi di Nusantara diubah menjadi Dewi Drupadi, istri dari Yudistira saudara sulung Pandawa. Masyarakat Nusantara belum mengenal poliandri, belum mengenal ‘mandala persatuan’ fisik Pandawa. ‘Human Mandala’ dengan Kendra-nya, pusatnya Sri Krishna dapat diterima oleh masyarakat Nusantara, tetapi poliandri masih sulit sekali dimengerti karena tidak sesuai dengan budayanya. Masyarakat lebih menerima Dewi Kunti menjadi pemersatu bagi putra-putranya.

Contoh selanjutnya adalah Duryudana yang disebut dalam kisah Mahabharata di India, akan tetapi masyarakat Nusantara juga tahu bahwa Duryudana, Pemimpin Korawa juga mempunyai kebaikan dalam hidupnya, maka di Nusantara namanya dikenal sebagai Prabu Suyudana. ‘Dur’ artinya jahat, ‘su’ artinya baik. Demikian pula kisah Abimanyu, begitu masuk Nusantara dikembangkan bahwa dia adalah ‘momongan’, asuhan Semar. Semar adalah khas Nusantara, jiwa sejati masyarakat Nusantara. Adaptasi tentang masuknya tokoh Semar menyentuh nurani masyarakat Nusantara.

Kelahiran Abimanyu

Abimanyu (Sanskerta: abhiman’yu) adalah seorang tokoh dalam perang Bharatayuda. Ia adalah putera Arjuna dengan Wara Subadra, adiknya Prabu Kresna. Konon Wara Subadra adalah titisan Dewi Widowati yang pernah menitis sebagai Dewi Citrawati, isteri Prabu Arjuna Sasrabahu yang titisan Wisnu, kemudian menitis menjadi Dewi Sinta, istri Sri Rama yang juga titisan Wisnu, dan dalam zaman dwapara yuga menitis ke Wara Subadra, adiknya Prabu Kresna, yang juga titisan Wisnu. Abimanyu dan keturunannyalah yang akan menjadi pewaris tahta Yudistira. Abimanyu berasal dari dua kata Sanskerta, yaitu abhi, berani dan man’yu, karakter. Abimanyu berarti “Ia yang memiliki karakter tak kenal takut” atau “Sang Pemberani”.
           
            Konon ketika Abimanyu masih dalam kandungan ibunya, dia dapat mendengar pembicaraan ibunya dengan kakaknya, Prabu Kresna. Prabu Kresna sedang ‘mbabar’, menguraikan formasi pasukan chakrawyuha kepada ibunya, Wara Subadra. Sayang belum sampai selesai sang ibu ketiduran, sehingga Abimanyu lahir dan menguasai formasi tempur chakrawyuha, akan tetapi karena ibunya ketiduran maka, dia belum mengetahui cara melepaskan diri dari jerat chakrawyuha.

            Para leluhur yakin bahwa bayi yang sedang dikandung dapat mengerti keadaan di luar melalui rasa sang ibu yang sedang mengandungnya. Seorang anak yang ibunya sedang melakukan pendadaran, ujian akhir dan selalu khusyuk belajar akan melahirkan putra yang cerdas. Pada waktu hamil seorang ibu juga dilarang membunuh hewan, demikian pula sang suami, hal tersebut dapat mempengaruhi kejiwaan sang anak. Seorang ibu yang cemas pada waktu hamil, menyebabkan kecemasan tersebut tersimpan dalam bawah sadar sang bayi yang dikandungnya. Latihan katarsis amat berguna dalam menghilangkan kecemasan termasuk kecemasan yang terjadi pada saat berada dalam kandungan. Makanan, minuman, suara, bunyi-bunyian dan tontonan yang didengar dan dilihat ibunya mempengaruhi sang bayi yang dikandungnya. Guru pertama seorang anak adalah ibunya. Seandainya ibu-ibu Nusantara berperilaku terpuji, maka majulah Nusantara. Surga sang anak berada di bawah telapak kaki ibu.
           
            Alkisah, pada saatnya, putera Abimanyu dari Dewi Utari, ketika berada dalam kandungan juga tahu bahwa panah Aswatama hampir mengenai kandungan ibunya, dan melihat Prabu Kresna menyelamatkannya, sehingga ketika lahir sang bayi selalu memeriksa orang di sekitarnya, apakah orang tersebut adalah yang telah menyelamatkannya ketika masih berada dalam kandungan. Sehingga dia dinamakan Parikesit, yang selalu ‘parikhsa’, mencari Prabu Kresna.

Abimanyu menghabiskan masa kecilnya di Dwarawati, kota tempat tinggal ibunya. Ia dilatih oleh ayahnya Arjuna dibimbing pakdhenya, Prabu Kresna, dan ‘dimomong’, diasuh sejak kecil oleh Semar dan putra-putranya. Disebutkan bahwa Abimanyu adalah inkarnasi dari putera Soma, Dewa Bulan. Sang Dewa Bulan membuat perjanjian bahwa puteranya tinggal di bumi hanya selama 16 tahun. Abimanyu berusia 16 tahun saat ia terbunuh dalam pertempuran Bharatayuda.

Wahyu cakraningrat

Kepercayaan sebagian nenek moyang

Sebagian masyarakat yakin bahwa wahyu adalah wujud kelimpahan rahmat dan pencerahan Tuhan kepada seseorang. Sehingga orang yang ‘kewahyon’, mendapat wahyu dikatakan hidupnya sejahtera secara lahir dan batin. Wahyu dimaknai sebagai tanda perubahan seseorang yang mengarah kepada kebaikan, kesuksesan, dan kemasyhuran yang berguna bagi masyarakat.

Perubahan tersebut merupakan hasil dari sebuah ‘laku’, olah batin. Pada umumnya laku batin adalah bertapa, berpuasa, berpantang, mengurangi tidur, ber’tirtayatra’, perjalanan spiritual dan sebagainya. Itu semua merupakan wujud determination, kesungguhan dari usaha manusia dalam mendapatkan apa yang diinginkan dan dicita-citakan.

Ketika batin seseorang bergerak dengan dibarengi laku, maka akan menimbulkan energi berkekuatan magnet yang dapat menarik energi alam semesta. Semakin berat laku batin seseorang, semakin cepat putaran yang digerakkan dan akan semakin kuat daya magnetisnya dalam menyedot energi alam semesta.

Icha shakti, gyaana shakti dan kriya shakti

            Ketiga syarat yang harus dipenuhi agar seseorang sukses mencapai cita-citanya adalah: Pertama Power of the Will, Determination, Icha Shakti, Tekad bulat dalam diri untuk membebaskan diri dari keterikatan dunia. Mengubah kebiasaan lama yang sudah mendarah daging. Guru lah yang menunjukkan jalannya, tetapi murid harus melakoninya. Kedua Power of Knowingness, Gyaana Shakti, mengembangkan keahlian, pengetahuan, bahwa diperlukan daya tahan dan bekerja keras dalam menuntut ilmu. Perlu memahami hukum sebab akibat, hukum evolusi, ‘power of attraction’ hukum magnet perubahan. Ketiga Power of Action, Kriya Shakti, melaksanakan semuanya dengan keceriaan. Melaksanakan setiap saat, dengan ilmu dan kesungguhan dan penuh keceriaan.

Wahyu Cakraningrat adalah wahyu ‘wijining ratu’, wahyu pewaris raja. Alkisah banyak pemuda mencari wahyu cakraningrat agar keturunannya dapat  menjadi raja di Nusantara. Disebutkan ada tiga pemuda yang mencari wahyu cakraningrat: Raden Abimanyu, Ksatria Plangkawati putra Raden Arjuna dengan Dewi Wara Subadra; Raden Samba Wisnubratha, Ksatria Parang Garuda, putra Prabu Kresna dengan Dewi Jembawati; Raden Lesmana Mandrakumara, Ksatria Sarojabinangun, putra Prabu Suyudana dengan Dewi Banowati.

Ketiganya bertapa di Alas Krendhawahana, sebuah hutan ‘gung liwang liwung, gawat keliwat-liwat, janma mara janma mati, sato mara sato mati’, daerah angker tempat Bathari Durga bersemayam, makhluk apa pun yang masuk akan mati.

Abimanyu berangkat ke lokasi dikawal oleh panakawan:
Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Samba Wisnubratha dikawal oleh
pamannya, Arya Setyaki dan Patih Udawa. Lesmana Mandrakumara dikawal
oleh sepasukan prajurit Kerajaan Astina, lengkap dengan perbekalan dan
persenjataan.

            Pertama kali Abimanyu ditakut-takuti para jin dan demit untuk mengganggu
orang-orang yang bertapa. Ini adalah lambang seseorang yang menempuh laku akan ditakut-takuti kecemasan batin. Abimanyu tetap tenang sampai jin dan demit pergi sendiri. Selanjutnya muncul sepasang raksasa yang mengamuk bernama Maling Raga dan Maling Sukma. Kedua raksasa itu pun berperang tanding melawan Abimanyu. Keduanya tewas terkena panah sakti Abimanyu. Jasad Maling Raga berubah menjadi Bathara Indra, dan jasad Maling Sukma berubah menjadi Bathara Kamajaya. Kedua dewa itu pun memberikan banyak petuah, bagaimana caranya agar Abimanyu berhasil mendapatkan Wahyu Cakraningrat.

Pada suatu tengah malam, terlihat seberkas sinar yang sangat terang
berkeliling di atas Alas Krendhawahana. Sinar itu tak lain adalah Wahyu
Cakraningrat yang tengah mencari ‘wadah’, pemuda yang sanggup menerimanya. Pertama-tama, Wahyu Cakraningrat “masuk” ke dalam diri Lesmana Mandrakumara. Merasa kemasukan wahyu, ia pun menyudahi tapanya. Dia sangat girang dan  berpesta pora merayakannya bersama para prajurit Korawa. Mereka mabok kelezatan makanan dan minuman. Tingkat kesadaran Lesmana Mandrakumara masih di cakra bawah, cakra makan minum, sehingga sang wahyu cakraningrat tidak dapat bertahan lama. Hawa nafsu makan dan minum Lesmana Mandrakumara membuat suasana panas dan wahyu pergi ke luar.
            Wahyu Cakraningrat mencoba “masuk” ke dalam jasad Samba Wisnubratha. Merasa kemasukan wahyu, dia pun menyudahi tapanya. Bathari Durga tidak berkenan dengan hal tersebut dan mengubah dirinya menjadi bidadari yang cantik jelita. Dia pun menggoda Samba.  Samba Wisnubratha terpengaruh dan tergoda. Dia
pun mencumbu dan memperlakukan si wanita itu layaknya istri sendiri. Akibatnya sangat fatal, Wahyu Cakraningrat yang berada dalam tubuhnya seketika keluar dan melesat, mencari pertapa lain. Prabu Kresna adalah seorang avatar bijak, akan tetapi genetik yang menurun ke putranya adalah genetik suka wanita, yang menjadi kelemahan Samba. Pusat kesadaran Samba masih di cakra seks, energinya masih cair dan selalu bergerak ke bawah menuju cakra kedua.
Kemudian Wahyu Cakraningrat “masuk” ke dalam tubuh Abimanyu. Merasa
kemasukan wahyu, ksatria putra Raden Arjuna ini pun merasa sangat bersyukur kepada Gusti. Mengetahui momongannya kemasukan wahyu, Semar pun mewanti-wanti agar Abimanyu semakin berhati-hati. Semar adalah pemandu manusia yang bijak, yang mengikuti perintahnya akan selamat. Ketika bidadari jelmaan Bathari Durga menggodanya, Abimanyu pun selalu menghindar meski si wanita terus-menerus mengejarnya. Melihat momongannya dalam kesulitan, Semar segera membantu. Dia menghajar sang Bidadari habis-habisan. Tiba-tiba, si wanita cantik itu berubah wujud aslinya sebagai Bathari Durga yang bersegera mohon maaf dan menghilang. Guru, dalam hal ini Semar, Sang Pemandu mempunyai pengaruh luar biasa terhadap muridnya. Keyakinan seorang murid terhadap Gurunya akan menyelamatkannya. Pada saat itu kesadaran Abimanyu belum sepenuhnya berupa kesadaran kasih yang berpusat di cakra keempat. Pada saatnya kesadaran Abimanyu akan meningkat karena selalu di’momong’ oleh Semar.
            Wahyu Cakraningrat menghuni raden Abimanyu, dan tindakan-tindakannya nampak dipandu oleh sang wahyu. Walau sudah berupaya, ’kasih’ sesungguhnya diperoleh berkat bantuan para suci dan berkah Tuhan. Bila tidak dikehendaki Tuhan, bertemu dengan para suci sungguh sulit. Bila sudah bertemu pastilah terjadi perubahan yang sangat halus dan mendasar. Bertemu dengan para suci sungguh sulit. Yang lebih sulit lagi mempertahankan pertemuan itu.

Lalai karena jatuh cinta dengan Dewi Utari

            Raden Abimanyu telah mempunyai istri Dewi Siti Sundari, putri Prabu Kresna. Pada suatu hari, Abimanyu bepergian bersama Gatotkaca, sedangkan Dewi Siti Sundari putri Prabu Kresna yang menjadi istri Abimanyu ditinggalkan bersama Arya Kalabendana, paman Gatotkaca. Karena perginya berhari-hari tidak kembali, Dewi Siti Sundari meminta Arya Kalabendana mencari mereka. Dengan membaui keringat keponakannya Gatotkaca, Arya Kalabendana dapat menemukan Abimayu dan Gatotkaca yang sedang berada di kerajaan Wirata. Abimanyu sedang berkasih mesra Dewi Utari.

Bersentuhan dengan lawan jenis, jika yang muncul adalah birahi, sesungguhnya masih berada pada lapisan kesadaran yang rendah. Apa yang terjadi ketika seorang anak laki menyentuh ibunya? Apa yang terjadi ketika seorang anak perempuan menyentuh ayahnya? Walaupun demikian, seks, napsu birahi, bukanlah sesuatu untuk dihindari. Mereka sesungguhnya sangat alami. Seks, napsu birahi muncul dari kesadaran rendah, kesadaran badaniah. Yang harus kita lakukan bukanlah mengharamkan sentuhan dan duduk bersebelahan, tetapi meningkatkan kesadaran diri. Peningkatan kesadaran diri inilah yang disebut Pembangkitan Kundalini dalam tradisi yoga dan tantra. Inilah lapisan-lapisan langit dalam tradisi sufi. Inilah kasih Ilahi yang diwartakan oleh Yesus (dari Ah karya Bapak Anand Krishna, Gramedia Pustaka Utama, 2000.

Seorang Avatar yang datang ke dunia sedang berupaya menyadarkan bahwa kesucian dan ketidaksucian sesuatu disebabkan oleh perasaan, pandangan, pikiran dan  nilai yang diberikan terhadap sesuatu itu. Yang suci bagi sekelompok masyarakat, belum tentu suci bagi kelompok masyarakat lain. Bagi seorang Avatar, semuanya itu adalah produk pikiran. Permainan pikiran dan perasaan dan pandangan dan lain sebagainya. Demikian pula deskripsi-deskripsi tentang Hyang Widhi.

Abimanyu melihat bahwa dewi Utari mempunyai tanda-tanda yang menunjukkan bahwa dirinya akan kuat menerima wahyu cakraningrat. Sehingga takut ditolak, Abimanyu menipu dengan mengatakan dirinya masih perjaka. “Kalau tidak percaya biarlah alam yang menjadi saksi”. Abimanyu masih menggunakan ‘mind’, belum pasrah terhadap Gusti,  karena dia juga ingin kerajaan Wirata akan berkoalisi dengan Pandawa melawan Korawa. Gatotkaca marah dan menampar Arya Kalabendana, dan tanpa sadar tangan dengan kesaktian Bajramusti, Vajra Shakti, Tangan Geledek nya langsung mematikan pamannya. Abimanyu tetap bersalah dengan kematian Arya Kala Bendana

Dari Arya Kalabendana, Dewi Utari, paham kalau Abimanyu sudah punya istri, dan sangat kecewa karena Abimanyu telah mengelabui dirinya. Kekecewaan Dewi Utari membuahkan alam bertindak sehingga dalam perang Bharatayuda Abimanyu akan mati mendapatkan luka arang kranjang, banyak luka bersamaan pada tubuhnya.

            Apa yang menyebabkan pasang surut kesadaran? Keinginan-keinginan yang ingin terpenuhi, sehingga sebagian kesadaran masih saja mengalir keluar. Selama masih hidup, kesadaran kita akan tetap mengalir keluar. Kesadaran Sri Krishna juga mengalir keluar. Makan minum, berjalan dan lain lain pasti mengalir keluar. Bedanya pengaliran itu disadari sepenuhnya oleh Sri Krishna.

Keyakinan bahwa seorang wanita dapat mempertahankan wahyu dipercayai oleh sebagian masyarakat Nusantara. Dikatakan sebagian orang, sepiawai apa pun pak Harto, wahyunya dipertahankan oleh Ibu Tien Suharto. Ketika ibu Tien meninggal, kekuasaan pak harto juga menyurut. Ken Arok juga mempunyai pemahaman seperti itu. Ia yakin bahwa Akuwu Tunggul Ametung yang sedang berkuasa, tidak memiliki kekuatan apa-apa. Yang memiliki pulung adalah istrinya, Ken Dedes. Akhirnya Ken Arok sampai pada kesimpulan, kalau ingin memiliki kekuasaan tidak ada jalan lain kecuali dengan menikahi Ken Dedes. Maka dengan segala muslihat akhirnya ia menemukan cara untuk membunuh Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes dan menurunkan raja-raja Jawadwipa.

Kematian Abimanyu

Menyadari Kasih di dalam diri, manusia termabukkan, terpesona. Para pencinta Hyang Widhi termabukkan oleh cinta yang berasal dari dalam diri mereka sendiri. Para kekasih Hyang Widhi termabukkan oleh Pangeran yang berada dalam diri mereka sendiri. Kita masih membutuhkan sarana-sarana di luar diri. Termabukkan oleh hal-hal luaran saja, manusia menjadi pemberani. Apalagi termabukkan oleh sesuatu di dalam diri. Hal-hal luar bersifat temporer, keberaniannya juga temporer. Kasih dalam diri bersifat permanen, seorang pencinta Hyang Widhi menjadi pemberani sejati.
            Kasih bukanlah nafsu birahi, kasih menuntut pengorbanan. Kegiatan duniawi maupun rohani tersucikan oleh pengorbanan. Panduan Semar dan nasehat Prabu Kresna, meningkatkan kesadaran Abimanyu. Abimanyu sadar akan darmanya sebagai seorang ksatria yang mungkin terbunuh di medan perang. Dia cukup berbahagia mengetahui bahwa Dewi Utari, istrinya hamil. Intuisinya mengatakan hidup dia tak akan lama lagi. Calon putranya sudah dipasrahkan kepada pakdhe Prabu Kresna. Abimanyu sadar semua ini berada dalam kekuasaan Sri Krishna, dharma harus mengalahkan adharma. Mungkin saja dia dan saudara misannya terdekat, Gatotkaca akan mati. Seandainya itu yang terjadi, dia rela, biarlah dirinya menjadi pupuk bagi pengembangan tanaman dharma. Biarlah anak keturunannya mengenang dirinya sebagai pahlawan yang sanggup berkorban deni dharma, demi kebenaran.

Alkisah, pihak Korawa menantang Pandawa untuk mematahkan formasi perang melingkar yang dikenal sebagai chakrawyuha. Para Pandawa menerima tantangan tersebut karena Kresna dan Arjuna tahu bagaimana cara mematahkan berbagai formasi. Namun, pada hari itu, Kresna dan Arjuna sibuk bertarung dengan laskar Samsaptaka. Oleh karenanya Pandawa memilih Abimanyu yang masih muda, yang memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara mematahkan formasi Chakrawyuha. Untuk meyakinkan bahwa Abimanyu tidak akan terperangkap dalam formasi tersebut, Pandawa bersaudara memutuskan bahwa mereka akan mematahkan formasi itu bersama Abimanyu dan membantu sang pemuda keluar dari formasi tersebut. Abimanyu menggunakan kecerdikannya untuk menembus formasi tersebut. Pandawa mencoba untuk mengikutinya di dalam formasi, namun mereka dihadang oleh Jayadrata, Raja Sindhu, yang mampu menahan para Pandawa kecuali Arjuna. Sehingga Abimanyu ditinggal sendirian untuk menangkis serangan pasukan Korawa.

Berita kematian sahabat dan saudara misannya Gatotkaca, membuat Abimanyu merasa waktu kematiannya sudah dekat. Abimanyu membunuh beberapa ksatria yang mendekatinya, termasuk putera Duryudana, yaitu Lesmana. Setelah menyaksikan putera kesayangannya terbunuh, Duryodana marah besar dan menyuruh segenap pasukan Korawa untuk menyerang Abimanyu, mengabaikan hukum perang ksatria untuk berkelahi satu persatu. Atas nasihat Drona, Karna menghancurkan busur Abimanyu dari belakang. Kemudian keretanya dihancurkan, kusir dan kudanya dibunuh, dan seluruh senjatanya terbuang. Tanpa menghiraukan aturan perang, pihak Korawa menyerang Abimanyu secara serentak. Abimanyu mampu bertahan sampai pedangnya patah dan roda kereta yang ia pakai sebagai perisai hancur berkeping-keping. Tak berapa lama kemudian, Abimanyu terbunuh. Abimanyu terbunuh di dalamnya pada hari ketiga belas perang Bharatayuda.
            ‘Sapa sing nandur bakale  ngundhuh’, siapa yang menanam akan menuai, penipuan terhada Dewi Utari dan kematian Arya Kalabendana meminta balasan, Gatotkaca dan Abimanyu terbunuh. Para prajurit menangisi kematian keduanya, akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa Abimanyu dan Gatotkaca berbahagia karena sudah dapat menyelesaikan hutang piutangnya di dunia dan arwah mereka menuju pangkuan Gusti.

Pembalasan Arjuna, sang Ayahanda

Arjuna paham yang membuat para Pandawa tak dapat membantu Abimanyu yang terperangkap dalam barisan Korawa adalah Raden Jayadrata. Jayadrata mampu menahan Pandawa dalam satu hari peperangan kecuali Arjuna, demikian sabda Bathara Guru. Korawa menjauhkan Jayadrata sebagai ‘stopper’ yang berjasa, dari kejaran Arjuna yang dapat mengalahkannya. Alam membantu Arjuna, terjadilah gerhana matahari, dan kedua belah pihak mengakhiri peperangan karena sudah menganggap malam telah datang. Arjuna mendapat bisikan Prabu Kresna, sebentar lagi matahari muncul. Saat para Korawa lalai, Arjuna mendekati Jayadrata. Ketika gerhana matahari selesai dan matahari memancarkan sinar kembali, Arjuna berhasil membidik Jayadrata dengan panahnya. Seluruh alam berada dalam kendali Sri Krishna. Bagi Pandawa, gerhana matahari adalah pertanda Sang Surya, kekuatan Karna tertutup oleh Sang Soma, kekuatan ayahnya Abimanyu. Karna akan kalah dan Pandawa akan jaya.