DARI PESANTREN

Sabtu, 23 Oktober 2010

Pembagian Grup Divisi Utama Liga Indonesia

AKARTA - PT Liga Indonesia akhirnya mengumumkan pembagian grup untuk divisi utama musim 2010/2011. Hingga berita ini turun dipastikan ada 39 klub yang ambil bagian.

Pengumuman dilakukan di kantor PT Liga Indonesia pada Kamis (22/10/2010). Joko Driyono selaku CEO mengaku telah menyerahkan surat untuk ditanda tangani ketua Badan Liga Indonesia Andi Darussalam Tabusalla yang isinya mencakup tiga poin penting.

Pertama ialah mengenai keikutsertaan 39 klub, termasuk Persis Solo yang menggantikan PSDS. Penunjukkan itu sendiri dilakukan oleh badan Exco PSSI dengan mengacu pada komposisi klasemen nasional.

Sementara untuk Persebaya dan Persitara yang sebelumnya disebut-sebut bermasalah, tetap dianggap ambil bagian karena telah memenuhi syarat administratif.

Untuk poin kedua yakni penetapan kick-off pada 15 November 2010 mendatang. Sementara poin ketiga mengenai pembagian grup menjadi tiga.

Berikut pembagian grup divisi utama:
Grup 1
PERSIRAJA
PSAP SIGLI
PSSB BIREUN
PSLS LHOKSEUMAWE
PSMS MEDAN
PRO TITAN FC
PERSIH TEMBILAHAN
PS. BENGKULU
PERSIPASI BEKASI
PERSIKABO KABUPATEN BOGOR
PERSITARA JAKARTA UTARA
PERSITA TANGERANG
PERSIKAB KABUPATEN BANDUNG

Grup 2
PERSIKOTA TANGERANG
PSIS SEMARANG
PSCS CILACAP
PPSM MAGELANG
PSIM YOGYAKARTA
PERSIS SOLO
GRESIK UNITED
PSBI BLITAR
PERSIK KEDIRI
MITRA KUKAR
PERSELMARA TUAL
PERSISAM RAJA AMPAT
PERSEMAN MANOKWARI

Grup 3
PSS SLEMAN
PERSIBA BANTUL
PERSIKU KUDUS
PSIR REMBANG
PERSIPRO PROBOLINGGO
PS. MOJOKERTO PUTRA
PERSEBAYA SURABAYA
PERSEKAM METRO FC
PERSIKUBAR KUTAI BARAT
PS. BARITO PUTRA
PERSIGO GORONTALO
PERSERU SERUI
PERSIDAFON JAYAPURA

Kamis, 07 Oktober 2010

Ulang Tahun Anti-Klimaks (PSSI vs Uruguay)

04 Mei 1974. Ulang Tahun Anti-Klimaks BUKAN saja menunda rasa kecewa penggemarnya, Kesebelasan PSSI malahan memperpanjang harapan mereka.
Berhadapan dengan Kesebelasan World Cup Uruguay minus beberapa pemain intinya, PSSI pada pertandingan tanggal 19 April mempersilahkan 60.000 penonton Stadion Utama untuk memperbincangkan prospeknya. Tentu saja kali ini mereka patut mendapat ujian. Bukan lantaran pemain-pemain Uruguay kehilangan pola dan gaya Amerika Latinnya — permainan pendek, kontrol dan pengolahan individuil yang matang dibarengi terobosan-terobosan berbahaya. Lebih-lebih tanpa Iswadi anak-anak PSSI berhasil mengembangkan tempo permainan yang memaksa lawan menyesuaikan diri. Trio Kadir-Waskito-Risdianto tidak menemui kesulitan mengacak-acak pertahanan lawan yang kendor. Ada tanda tanya apakah Uruguay sedang menyesuaikan taktik dan strategi baru untuk menghadapi babak final di Muenchen bulan Juni ini? Tapi jelas dalam menyusun pertahanan, mereka tidak mendasarkan man-to-man marking maupun membangun pertahanan zone yang mengandelkan pada kemahiran posisionik. Di barisan muka mereka nampaknya terlalu rakus membuat gol, sehingga selalu kesusu mendekati gawang Ronny Pasla. Menguasai lapangan tengah, taktik khas pemain Amerika Latin tidak dipergunakan semestinya sebagai basis pengatur serangan. Bola banyak diumpan tinggi menyilang. Substansiil: Perubahan substansiil pada gaya Amerika Latin ini barangkali yang membawa kemajuan substansiil pula bagi anak-asuhan Djamiat. Dalam langkah dan tempo pertandingan seperti itu kesebelasan PSSI nampak lebih mantap. Dan kemenangan 2-1 atas Uruguay bertepatan dengan HUT PSSI ke-44, paling tidak menyuguhkan kemungkinan baru buat pemain-pemain muka lama. Apakah dalam pertandingan revans tanggal 20 April — meski kalah 2-3 tapi cukup memuaskan merupakan nilai kemajuan substansiil Kesebelasan PSSI ? Djamiat sendiri lewat Kompas menyatakan “belum dapat dikatakan konstan”. Di lini belakang Sutan Harhara jelas kurang beruntung, karena harus melayani kiri-luar yang amat menonjol pengolahan bolanya. Subroto sebagai poros-halang pertama di sisih Anwar Ujang, nampak lebih condong ke kiri. Ini merepotkan Nobon untuk menutup lobang dari sudut kanan. Sementara mengenai Nobon sendiri agaknya Djamiat masih berada di persimpangan. Membiarkan Nobon berlanglang-buana menurut keadaan atau menjadikan dia terrier dengan tujuan merongrong seorang lawan. Tanpa Iswadi Risdianto nampaknya menjadi ompong. Lebih-lebih dengan posisi agak tertarik mundur. Bukankah kombinasi Ris lebih herbahaya di sekitar daerah gawang lawan? Switch-switch Kadir dan Waskito yang langsung mengancam gawang lawan, merupakan orang pada terobosan-terobosan Jacob Sihasale. Dengan materi pemain yang dimiliki PSSI plus prestasinya lawan Uruguay sekarang, agaknya boleh dijadikan modal untuk mencapai sasaran Juara pada Turnamen Anniversary Cup 1974 bulan Juni yang akan datang. Syahdan, jika orang menilai mutu permainan PSSI itu sebagai hadiah ulang tahun, tidak pula berlebihan. Beberapa peristiwa menjelang usianya ke-44, induk-organisasi ini merundung kemuraman. Rencana coaching oleh Tony Pogaknik tak kunjung terlaksana. Turnamen antar Wiiayah belum lagi menampilkan pemain-pemain yang dapat merubah wajah kesebelasan nasional. Persiapan pembentukan team nasional junior ke Bangkok gugur di kandungan. Tidak jelas absennya PSSI dalam turnamen Junior itu karena alasan biaya atau memang kurang bermutu. Sementara itu Coach Suwardi Arland yang baru dipromosikan ke tingkat nasional, menjelang pertandingan PSSI-Uruguay ternyata telah mengikat diri dengan team PSBI Blitar. Rentetan peristiwa itu terjadi justru bertepatan pada periode pembaruan oleh Ketua Komtek Suparyo yang terkenal keras disiplinnya dalam pembinaan. Keresahan yang kian bertumpuk agaknya terbasuh oleh pertunjukan PSSI di lapangan hijau pada hari ulang tahunnya ke-44. Meskipun anti-klimaks yang terjadi pada dua pertandingan lawan Kesebelasan Uruguay itu bukan tidak membawa konsekwensi bagi pimpinan PSSI, khususnya Komteknya. Kenyataan bahwa para pemain dihimpun tergesa-gesa di Pelatnas dengan hasil di luar dugaan itu, tidak kurang menimbulkan pertanyaan juga. Bukankah singkatnya waktu pembinaan dan pergaulan di Pelatnas justru tidak sempat menguras tenaga dan mental para pemain? “Ada benarnya juga orang bilang begitu”, kata Ronny Pasla pada TEMPO, “kami masih fresh, masih kangen setelah lama tidak bersatu dalam team”. Rupanya bekal kesegaran dari rumah ditambah suasana Hut PSSI, masih memadai untuk diper-taruhkan dalam satu atau dua pertandingan. Sampai di sini tentu saja bukan lembaga pelatnas yang harus dikorbankan. Kalau makin lama dilatih makin mandul, barangkali pembinaannya yang kurang beres. Mau kata apalagi?
04 Mei 1974

Berita Hijrah Suwardi

BERITA hijrah ke Blitar dan ketidak hadiran pelatih nasional Suwardi Arland dalam Pelatnas PSSI menjelang pertandingan dengan team Piala Dunia Uruguay, ternyata cukup mengejutkan penggemar-penggemar sepakbola ibukota. Betapa tidak, sementara waktu pertandingan kian mendekat orang yang akan melatih belum juga nongol. Lantas apakah yang bisa diharapkan dari suatu kesebelasan yang disusun secara tergesa-gesa? “Ternyata Jamiat boleh juga”, komentar penonton seusai pertandingan Minggu sore itu. Serba mungkin. Lalu adakah dengan kemenangan dan kekalahan PSSI itu orang lantas melupakan Suwardi Arland? Ternyata tidak. “Kalau dengan Suwardi mungkin langgam permainan akanlain dan kita bisa memenangkan dua kali pertandingan tersebut”, mengoceh para penggemar Suwardi. “Semuanya memang serba mungkin”, kata Suwardi kepada TEMPO. Dalam kondisi yang serba ketidak-pastian itulah orang mulai menduga-duga bahwa antara Suwardi dan PSSI tentu ada apa-apanya. Apalagi terbetik berita bahwa Suwardi Arland mendapatkan honor yang meliputi Rp 4 juta lebih dari PSBI, Blitar. Sementara dari PSSI ia hanya mengumpulkan Rp 75.000 per-bulannya. “Angka itu terlalu dilebih-lebil1kan”, bantah Suwardi yang menyatakan bahwa dalam soal honorarium PSSI masih top sampai saat ini. “Kepindahan saya ke Blitar bukan karena soal honor. Tapi karena di sana saya mempunyai sedikit usaha dengan seorang kawan”, tambahnya tanpa menyebut usaha apa yang sedang dijalankannya. “Wajar toh kalau saya mulai memikirkan masa depan saya”, katanya balik bertanya, sebab “saya kan sudah mempunyai keluarga”. Nasib Suwardi rupanya rezeki buat Bupati Blitar Sanudi sana untuk melatih PSBI, apalagi karena pelatih yang lama Ramang harus kembali ke Ujung Pandang menyelesaikan urusan pekerjaannya. Tapi yang menarik perhatian bukanlah soal pemanfaatan yang secara kebetulan itu. Sebab jauh sebelum itu, ketika pertandingan 8 Besar PSSI yang lalu Sanusi memang telah melakukan pendekatan dengan Suwardi. Running well. Memasuki tahun 1974 Suwardi yang telah menyetujui gagasan Sanusi untuk membina PSBI meminta izin secara lisan dengan Komisi Teknik PSSI. Dan kolega yang di Komtek pun dapat memahami keinginan Suwardi. Karena itulah sejak pekan terakhir Pebruari lalu Suwardi berada di Blitar. Menjelang pembukaan Pelatnas yang lampau Suwardi telah dikirimi telegram oleh Komtek untuk rapat di Jakarta. Tapi karena suatu persoalan bisnis ia tak dapat memenuhi panggilan itu. “Kalau saja perusahaan kami itu sudah runnning well” barangkali saya dengan mudah ke Jakarta”, kata Suwardi. Tapi “bagaimana ya?”, tambahnya mencoba mendudukkan permasalahan. Meski demikian Suwardi tidak menyatakan keberatan bila ia masih dipercayakan untuk menangani team nasional untuk Turnamen Hut Jakarta, Juni mendatang. “Nanti itu bisa diatur dengan PSBI, Blitar”, katanya. Dan jika Suwardi yang sudah menanda-tangani kontrak dengan PSBI untuk jangka 4 tahun, bila kegiatan insidentil dengan PSSI memerlukan dirinya, ia pun telah menyiapkan seorang pembantu untuk melanjutkan latihan di Blitar. Namanya Martono, bekas pemain TC Salatiga. “Orangnya bolehlah”, komentar Suwardi terhadap Martono.

Derita Pencetak Gol Pembukaan Galatama

BEBERAPA hari lalu, tim nasional di bawah usia 21 tahun (U-21) berhadapan dengan pemain-pemain masa lalu PSSI. Tentu saja konsep yang mendasari pertandingan itu bukanlah semangat uji coba. PSSI old stars turun ke lapangan untuk mengumpulkan dana bagi rekan mereka yang kini terbaring sakit, Abdul Kadir. Dua ginjal bekas pemain kiri luar itu kini tak berfungsi.

Penghargaan 22 Pemain Legendaris Indonesia

Penyelenggara tak ingin setengah-setengah menghelat final Copa Dji Sam Soe besok. Sebelum kick-off mulai pukul 17.00 WIB, sponsor utama akan memberi penghargaan bagi 22 pemain legendaris sepak bola nasional. Mulai dari generasi Maulwi Saelan, Iswadi Idris, Ricky Yacobi, Robby Darwis, maupun Widodo Cahyono Putra.”Penghargaan ini merupakan salah satu bentuk apresiasi kami kepada mantan pemain sepak bola. Mereka pernah mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional. Tak hanya itu, aksi-aksi mereka juga masih menjadi pembicaraan banyak orang. Ini menunjukkan kalau mereka diidolakan oleh masyarakat,” jelas Henny Susanto, product group manager PT HM Sampoerna Tbk, mewakili pihak sponsor, kemarin.
Di tempat terpisah, salah satu legenda sepak bola Ronny Pattinasarany menyambut gembira apresiasi yang diperolehnya maupun rekannya lain. Hal itu menunjukkan bahwa ternyata masih ada pihak-pihak yang peduli dengan keberadaan mereka.
“Kami berterima kasih karena tetap ada yang ingat dan memberi penghargaan kepada kami. Saya yakin kepedulian terhadap mantan bintang Indonesia juga dipikirkan oleh yang lain. Terutama dari PSSI. Saya berharap ini bisa menjadi tradisi bagi PSSI karena mereka yang memiliki para mantan pemain itu,” jawab mantan pemain era 70-an ini.
Ditambahkannya, ini baru kali pertama dalam sejarah mantan pemain mendapat undangan menyaksikan pertandingan dan menjadi tamu kehormatan. Selama ini, banyak mantan pemain harus mencari tiket sendiri bila ingin menonton dan sering kali mereka ditolak masuk. Bahkan mereka kadang dibantu wartawan untuk masuk stadion.
Ini memang kelihatannya sepele, tapi bermakna sekali. Ke depan, PSSI mungkin bisa menyediakan tiket terusan seumur hidup kepada legenda sepak bola nasional. Paling berapa yang dikeluarkan PSSI untuk hal seperti itu,” tambahnya sambil berharap tak hanya 22 pemain yang mendapat penghargaan.
Selain penghargaan bagi pemain legenda, juga akan digelar Grand Final Tendangan Sudut Dji Sam Soe berhadiah Rp 27 juta. Ini merupakan puncak dari acara sebelumnya. Pada tiap pertandingan Copa, selalu digelar games tendangan sudut berhadiah Rp 10 juta bagi penonton. “Peserta diambilkan dari sembilan pemenang dari babak-babak sebelumnya,” jelas Henny.
Tak hanya itu, hiburan musik juga ada. Diawali penampilan Ratu (jeda pertandingan) dan grup musik era 80-an God Bless setelah pertandingan selesai. “Bagi penonton juga dimanjakan dengan LED screen (ukuran 4x12m) yang memberi kemudahan mereka dalam melihat susunan pemain, statistik maupun replay goal,” terangnya. (*/jpnn)
Daftar 22 Pemain Legenda
Nama Posisi Karier Timnas Julukan

Maulwi Saelan Kiper 1951 – 1958 Benteng Beton
Yudo Hadianto Kiper 1961 – 1974 Papi
Yuswardi Bek Kanan 1967 – 1974 Ajo
Simson Rumahpasal Bek Kanan 1975 – 1982 Palang Pintu
Yohanes Auri Bek Kiri 1975 – 1985 Black Silent
Didik Darmadi Bek Kiri 1978 – 1986 -
Anwar Ujang Stopper 1965 – 1978 Beckenbauer
Robby Darwis Stopper 1985 – 1997 Irung
Ronny Pattinasarany Libero 1970 – 1982 Si Kurus
Herry Kiswanto Libero 1985 – 1993 Akang
Iswadi Idris Gelandang 1968 – 1980 Si Bos/Boncel
Junaedi Abdillah Gelandang 1968 – 1983 Pet
Zulkarnaen Lubis Gelandang 1983 – 1986 Maradona
Rully Rudolf Nerre Gelandang 1977 – 1989 Jean Tigana
Nobon Kayamudin Gelandang 1971 – 1979 Biang Kerok
Surya Lesmana Gelandang 1963 – 1972 Jango Jakarta
M Basri Gelandang 1962 – 1973 Teta
Tio Him Tjiang Gelandang 1951 – 1958 -
Risdianto Penyerang 1971 – 1981 Gayeng
Bambang Nurdiansyah Penyerang 1979 – 1986 Gerd Muller
Ricky Yakobi Penyerang 1982 — 1993 Paul Marinir
Widodo C. Putra Penyerang 1991 — 1996 -

Daftar Pemain Sepak bola Legendaris Indonesia

Nama Posisi Karier Timnas Julukan Catatan
Maulwi Saelan Kiper 1951 - 1958 Benteng Beton Makasar
Yudo Hadianto Kiper 1961 - 1974 Papi Solo
Yuswardi Bek Kanan 1967 - 1974 Ajo
Simson Rumahpasal Bek Kanan 1975 - 1982 Palang Pintu
Yohanes Auri Bek Kiri 1975 - 1985 Black Silent
Didik Darmadi Bek Kiri 1978 - 1986

Anwar Ujang Stopper 1965 - 1978 Beckenbauer Cikampek - Karawang
Robby Darwis Stopper 1985 - 1997 Irung Bandung
Ronny Pattinasarany Libero 1970 - 1982 Si Kurus Ambon/Makasar
Herry Kiswanto Libero 1985 - 1993 Akang Aceh
Iswadi Idris Gelandang 1968 - 1980 Si Bos/Boncel Aceh
Junaedi Abdillah Gelandang 1968 - 1983 Pet
Zulkarnaen Lubis Gelandang 1983 - 1986 Maradona
Rully Nere Gelandang 1977 - 1989 Jean Tigana Papua
Nobon Kayamudin Gelandang 1971 - 1979 Biang Kerok
Surya Lesmana Gelandang 1963 - 1972 Jango Jakarta Balaraja-Tangerang
M. Basri Gelandang 1962 - 1973 Teta
Thio Him Tjiang Gelandang 1951 - 1958

Risdianto Penyerang 1971 - 1981 Gayeng
Bambang Nurdiansyah Penyerang 1979 - 1986 Gerd Muller Banjarmasin
Ricky Yacobi Penyerang 1982 - 1993 Paul Marinir Medan
Widodo C. Putra Penyerang 1991 - 1996
Cilacap
Ramang Penyerang 1952 - 1962
Makasar

Sejarah Indonesia di Piala Dunia FIFA

Indonesia pada tahun 1938 (di masa penjajahan Belanda) sempat lolos dan ikut bertanding di Piala Dunia 1938. Waktu itu Tim Indonesia di bawah nama Dutch East Indies (Hindia Belanda), peserta dari Asia yang pertama kali lolos ke Piala Dunia. Indonesia tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi Asia untuk Piala Dunia 1938 hanya terdiri dari 2 negara, Indonesia (Hindia Belanda) dan Jepang karena saat itu dunia sepakbola Asia memang hampir tidak ada. Namun, Indonesia akhirnya lolos ke final Piala Dunia 1938 tanpa harus menyepak bola setelah Jepang mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan Cina.
Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepakbola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) di tahun 1936milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) punya bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia. Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB)sebuah organisasi sepakbola orang-orang Belanda di Hindia Belandamenaruh hormat kepada Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) lantaran Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB)yang memakai bintang-bintang dari NIVBkalah dengan skor 2-1 lawan Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ)salah satu klub anggota PSSIdalam sebuah ajang kompetisi PSSI ke III pada 1933 di Surabaya.
NIVU yang semula memandang sebelah mata PSSI akhirnya mengajak bekerjasama. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan Gentlemen’s Agreement pada 15 Januari 1937. Pascapersetujuan perjanjian ini, berarti secara de facto dan de jure Belanda mengakui PSSI. Perjanjian itu juga menegaskan bahwa PSSI dan NIVU menjadi pucuk organisasi sepakbola di Hindia Belanda. Salah satu butir di dalam perjanjian itu juga berisi soal tim untuk dikirim ke Piala Dunia, dimana dilakukan pertandingan antara tim bentukan NIVU melawan tim bentukan PSSI sebelum diberangkatkan ke Piala Dunia (semacam seleksi tim). Tapi NIVU melanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya. NIVU melakukan hal tersebut karena tak mau kehilangan muka, sebab PSSI pada masa itu memiliki tim yang kuat. Dalam pertandingan internasional, PSSI membuktikannya. Pada 7 Agustus 1937 tim yang beranggotakan, di antaranya Maladi, Djawad, Moestaram, Sardjan, berhasil menahan imbang 2-2 tim Nan Hwa dari Cina di Gelanggang Union, Semarang. Padahal Nan Hwa pernah menyikat kesebelasan Belanda dengan skor 4-0. Dari sini kedigdayaan tim PSSI mulai kesohor.
Atas tindakan sepihak dari NIVU ini, Soeratin, ketua PSSI yang juga aktivis gerakan nasionalisme Indonesia,sangat geram. Ia menolak memakai nama NIVU. Alasannnya, kalau NIVU diberikan hak, maka komposisi materi pemain akan dipenuhi orang-orang Belanda. Tapi FIFA mengakui NIVU sebagai perwakilan dari Hindia Belanda. Akhirnya PSSI membatalkan secara sepihak perjanjian Gentlemen’s Agreement saat Kongres di Solo pada 1938.
Maka sejarah mencatat mereka yang berangkat ke Piala Dunia Perancis 1938 mayoritas orang Belanda. Mereka yang terpilih untuk berlaga di Perancis, yaitu Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermadji, Anwar Sutan, dan Achmad Nawir (kapten). Mereka diasuh oleh pelatih sekaligus ketua NIVU, Johannes Mastenbroek. Mo Heng, Nawir, Soedarmadji adalah pemain-pemain pribumi yang berhasil memperkuat kesebelasan Hindia Belanda, tetapi bertanding di bawah bendera kerajaan Nederland. [1]

[sunting] Pertandingan melawan Hongaria

Pada 5 Juni 1938, sejarah mencatat pembantaian tim Hungaria terhadap Hindia Belanda. Mereka bermain di Stadiun Velodrome Municipal, Reims, Perancis. Sekitar 10.000 penonton hadir menyaksikan pertandingan ini. Sebelum bertanding, para pemain mendengarkan lagu kebangsaan masing-masing. Kesebelasan Hindia Belanda mendengarkan lagu kebangsaan Belanda Het Wilhelmus. Karena perbedaan tinggi tubuh yang begitu mencolok, walikota Reims menyebutnya, "saya seperti melihat 22 atlet Hungaria dikerubungi oleh 11 kurcaci."
Meski strategi tak bisa dibilang buruk, tapi Tim Hindia Belanda tak dapat berbuat banyak. Pada menit ke-13, jala di gawang Mo Heng bergetar oleh tembakan penyerang Hongaria Vilmos Kohut. Lalu hujan gol berlangsung di menit ke-15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4-0. Nasib Tim Hindia Belanda tamat pada babak kedua, dengan skor akhir 0-6. Pada saat itu Piala Dunia memakai sistem knock-out.
Meskipun kalah telak, surat kabar dalam negeri, Sin Po, memberikan apresiasinya pada terbitan mereka, edisi 7 Juni 1938 dengan menampilkan headline: "Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi Perlawanan Gagah". [2]
Rekor Penampilan Piala Dunia FIFA
Tahun Babak Poin M S* K GM GK
Flag of Uruguay.svg 1930 Tidak Ikut - - - - - -
Bendera Italia 1934 - - - - - -
Bendera Perancis 1938 Babak 1 (sebagai Hindia Belanda) 1 0 0 1 0 6
Bendera Brasil 1950 Mengundurkan diri - - - - - -
Bendera Swiss 1954 Tidak ikut - - - - - -
Bendera Swedia 1958 Mengundurkan diri selama kualifikasi - - - - - -
Bendera Chili 1962 'Mengundurkan diri - - - - - -
Bendera Inggris 1966 Tidak lolos kualifikasi Asia - - - - - -
Bendera Meksiko 1970 - - - - - -
Bendera Jerman Barat 1974 hingga
Bendera Afrika Selatan 2010
Tidak lolos kualifikasi Asia - - - - - -
Total
Terbaik: Babak Pertama
1 0 0 0 0 6

DAFTAR PEMAIN DJARUM INDONESIA SUPER LEAUGE

Persema Malang
Julukan: Laskar Ken Arok
Berdiri: 1953
Kota Asal: Malang
Markas: Stadion Gajayana Malang
Kapasitas: 23.000
Peringkat musim lalu: 10
Pelatih: Timo Scheunemann (Jerman)
Suporter: Ngalamania
Skuad: Kiper: 1. Sukasto Efendi 2. Dedi Iman 3. Joko Ribowo; Belakang: 1. Suroso 2. Sammy Patrick 3. Ebanda Herman 4. Munhar 5. Agung Dwi Caksono 6. Fahtur Rohman; Tengah:: 1. M. Kamri 2. Dhian Fachrudin 3. Kasan Soleh 4. Yogi Alfian 5. Bima Sakti 6. Sutaji 7. Isak Owagai 8. Pitono 9. Firman Basuki 10. Robby Gaspar; Depan: 1. Irfan Bachdim 2. Reza Mustofa 3. Jaya Teguh Angga 4. Syamsul Huda 5. Ngon Mamoun

PSPS Pekan Baru

Julukan: Askar Bertuah
Berdiri:1955
Kota Asal: Pekanbaru
Markas: Stadion H Agus Salim Padang
Kapasitas: 28.000
Peringkat musim lalu: 7
Pelatih: Abdurahman Gurning
Suporter: Asykar The King
Skuad: Kiper:: 1. Dede Sulaiman 2. Fance Hariyanto; Belakang: 1. Daniel Junaidi 2. Eddy sibung 3. Agus Cima 4. Septia Hadi 5. Dedi Gusmawan 6. Banaken Bossoken 7. Windu Anggoro; Tengah: 1. Rusdianto 2. Sulaiman Alamsyah Nasution 3. April Hadi 4. Zahrul Azhar 5. Jimitri Patrice Nzekou 6. Shun Hyuu-jo 7. Putut Waringin Jati 8. Hadi Rinasta 9. Solechan 10. Hadi Suhendra; Depan: 1. Dzumafo Herman 2. Victory 3. M. Isnaini

Semen Padang

Julukan: Kabau Sirah
Berdiri: 1980
Kota Asal: Padang
Markas: Stadion H Agus Salim Padang
Kapasitas: 28.000
Peringkat Musim Lalu: Peringkat tiga Divisi Utama (Klub Promosi)
Pelatih: Nil Maizar
Suporter: The K' mers dan Spartck's
Skuad: Kiper: 1. Samsidar 2. Jandia Eka Putra 3. Dicky Jamalis; Belakang:: 1. Hengki Ardiles 2. Tommy Rifka Putra 3. David Ngon Pagbe 4. Park Chul Hyung 5. M. Fauzan Jamal 6. Syafaruddin 7. Gusripen Effendi 8. Anda Hermawan; Tengah: 1. Elie Aiboi 2. Vendry Mofu 3. Heru Nerly 4. Yu Hyun Koo 5. Dedi Hartono 6. Rudi Doang 7. M. Rizal; Depan: 1. Saktiawan Sinaga 2. Edward Wilson Junior 3. Budi Kurniawan 4. Suheri Daud

Deltras Sidoarjo

Julukan: The Lobsters
Berdiri: 1990
Kota Asal: Sidoarjo
Markas: Stadion Gelora Delta Sidoarjo
Kapasitas: 35.000
Peringkat Musim Lalu: Runner-up Divisi Utama (Klub Promosi)
Pelatih: Nus Yadera Suporter: Deltamania
Skuad: Kiper: 1. Juni Irawan 2. Dedi Sutanto; Belakang: 1. Sugiantoro 2. Dodok Anang Zuanto 3. Mujib Riduan 3. Erfan Fabianto 4. M. Zaenuri 5. I Made Astawa ; Tengah: 1. Anang Ma'ruf 2. Sutikno 3. Ferry Aman Saragih 4. Khoirul Mashuda 5. Danilo Fernando 6. Fahmi Amirudin 7. Wahyu Setiyanto 8. Vicky Dwi Hardian 9. Arif Basuki; Depan: 1. Christiano Lopes 2. Satyo Husodo

Sriwijaya FC

Julukan: Laskar Wong Kito
Berdiri: 1976 Kota Asal: Palembang
Markas: Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang
Kapasitas: 40.000
Peringkat Musim Lalu:8
Pelatih: Ivan Kolev (Bulgaria)
Suporter: Singamania, Sriwijaya Mania
Skuad: Kiper: 1. Ferry Rotinsulu 2. Fauzal Mubarok 3. Andi Irawan ; Belakang: 1. Rendi Siregar 2. Rahmat Latiff 3. Gunawan 4. Ahmad Juprianto 4. Jackie Arisandi 5. Claudiano Santos 5. Bobby Satria 6. M. Ridwan 7. Supardi ; Tengah: 1. Dirga Lasut 2. Mahyadi Panggabean 3. Ardiles Rumbiak 4. Wong We Lung 5. Ade Suhendra 6. Ponaryo Astaman 7. Arif Suyono 8. Firman Utina ; Depan: 1. Oktavianus Maniani 2. Budi Sudarsono 3. Julius Cesar 4. Keith Kayamba 5. Park Jung Hwan (88/Korsel)

Persibo Brojonegoro

Julukan: Laskar Angling Dharma
Kota Asal: Bojonegoro
Markas: Stadion Haji Letjen Sudirman Brojonegoro
Kapasitas: 14.000
Peringkat Musim Lalu: Juara Divisi Utama (Klub Promosi)
Pelatih: Sartono Anwar
Suporter: Boromania
Skuad Persibo: Kiper: 1. Saefudin 2. Dwi Kuswanto 3. Akhmad Aries ; Belakang: 1. Aang Suparman 2. Friyan Eko Yuwono 3. Muhammad Hamzah 4. Achmad Sumardi 4. Novan Setyo Sasongko 5. Nurhidayat 6. Eduardo Bizarro ; Tengah: 1. Iswandi Da'i 2. Jajang Paliama 3. Mohamad Irfan 4. Cucu Hidayat 5. Slamet Nurcahyo 6. Moch Samsul Huda 7. Victor Rodrigues da Silva 8. You Yong-woo; Depan: 1. Dicky Firasat 2. Rudi Widodo 3. Samsul Arif 4. You Yong-woo

Persija Jakarta

Julukan: Macan Kemayoran
Berdiri: 1928
Kota Asal: Jakarta
Markas: Stadion Utama Gelora Bung Karno
Kapasitas: 88.000
Peringkat Musim Lalu: 5
Pelatih: Rahmad Darmawan
Suporter: Jakmania
Skuad Persija: Kiper: 1. Hendro Kartiko 2. Roni Tri Prasnanto 3. Andritany Ardhiyasa; Belakang: 1. Eric Arsene Bayemi 2. Emuejeraye Precious 3. Ismed Sofyan 4. Muhamad Nasuha 5. Ambrizal 6. Leo Saputra Jacob 7. Amarzukih 8. Hasim Kipuw 9. A.A. Ngurah Wahyu Trisnajaya 10. Wirya Kumandra ; Tengah: 1. Muhammad Ilham 2. Syamsul Chaeruddin 3. Tony Sucipto 4. Agus Indra Kurniawan 5. Ramdani Lestaluhu 6. Greg Nwokolo 7. Octavianus 8. Oliver Makor 9. Lifki Suteja 10. Sigit Hermawan ; Depan: 1. Bambang Pamungkas 2. Aliyudin 3. Julius Pongla Akosah 4. Sansan Fauzi Husaeni

Persiba Balikpapan

Julukan: Beruang Madu
Berdiri: 1950
Kota Asal: Balikpapan
Markas: Stadion Persiba Balikpapan
Kapastitas: 15.000
Peringkat Musim Lalu: 3
Pelatih: Djunaedi
Suporter: Balistik, Persiba Fans Club
Skuad Persiba: Kiper: 1. I Made Wirawan 2. Galih Sudarsono 3. Tri Sandi Utomo; Belakang: 1. Mijo Dadic 2. Markus Bachtiar 3. Muhamadan 4. Rusdiansyah 5. Absor Fuazi 6. Trias Budi Santoso 7. Aidin Elmi ; Tengah: 1. Robertino Pugliara 2. Kim Young-hie 3. Erik Setiawan 4. Eddy Gunawan 6. Asri Akbar 7. Doni Fernando Siregar 8. Dwi Joko 9. Stevanus Bungaran 10. Hamid Moni 11. Ali Maulana ; Depan: 1. Aldo Baretto 2. Sultan Samma 3. Eki Nurhakim 4. Eka Santika 5. Muhamad Bachtiar

Pelita Jaya

Julukan: The Young Guns
Kota Asal: Karawang
Markas: Stadion Singa Perbangsa Karawang
Kapasitas: 15.000
Peringkat Musim Lalu: 15
Pelatih: Djadjang Nurdjaman
Suporter: Laskar Pelita Karawang
Skuad Pelita Jaya: Kiper: 1. I Made Wardana 2. Ali Barkah ; Belakang: 1. Edi Hafid 2. Ardan Aras 3. Tri Rahmat 4. Ivan Prianto 5. Riyandi Ramadhana 6. Gilang Ginarsa 7. Ruben Karel 8. Makdis Salim 9. Shibakoya Konichio (Jepang) ; Tengah: 1. Dedi Kusnandar 2. Engelbert Sani 3. Eggi Melgiansyah 4. Andesi Prabowo 5. Tomoyuki Sakai (Jepang) ; Depan: 1. Jajang Mulyana 2. Feriansyah Masud 3. Joko Sasongko 4. Mustopa Aji

Bontang FC

Julukan: Laskar Bukit Tursina
Berdiri: 1988
Kota Asal: Bontang
Markas: Stadion Mulawarman Bontang
Kapasitas: 12.000
Peringkat Musim Lalu: 11
Pelatih: Fachry Husaini
Suporter: Bontangmania, Mandaumania
Skuad Bontang FC: Kiper: 1. Ade Mochtar 2. Tirtah Bayu Kencana 3. Edi Kurnia; Belakang: 1. Joko Sidik Fitrayono 2. Abdul Rahman 3. Marcelino A. Mandagi 4. Nyeck Nyobe 5. Arbadin ; Tengah: 1. Ali Khaddafi 2. A. Rifki Eka Putra 3. Usman 4. Al Mutawakil 5. Iswadi Syukur ; Depan: 1. Rahman Abubakar 2. Dani Marvelous Namangge 3. Muhamad Istigfar 4. Azwar Aris 5. Cornelis Sergio Gedi 6. Kenji Adachihara

Persib Bandung

Julukan: Maung Bandung
Berdiri: 1933
Kota Asal: Bandung
Markas: Stadion Si Jalak Harupat
Kapasitas: 40.000
Peringkat Musim Lalu: 4
Pelatih: Jovo Cuckovic (Perancis)
Suporter: Bobotoh, Viking, Bomer
Skuad Persib: Kiper: 1. Markus Harison 2. Cecep Supriatna 3. Dadang Sudrajat ; Belakang: 1. Nova Arianto 2. Maman Abdurrahman 3. Yudi Khoerudin 4. Wildansyah 5. Isnan Ali 6. Gilang Angga 7. Munadi 8. Baihakki Khaizan ; Tengah: 1. Hariono 2. Eka Ramdani 3. Atep 4. Siswanto 5. Diaz Angga 6. Rendi Saputra 7. M. Agung 8. Jejen Zaenal 9. Shahril Ishak ; Depan: 1. Airlangga Soetjipto 2. Rahmat Affandi 3. Cristian Gonzales 4. Pablo Frances

Persisam Putra Samarinda

Julukan: Elang Borneo
Berdiri: 1925
Kota Asal: Samarinda
Markas: Stadion Palaran
Kapasitas: 60.000
Peringkat Musim Lalu: 12
Pelatih: Hendri Susilo
Suporter: Pusamania
Skuad Persisam: Kiper: 1. Wawan Hendrawan 2. Dedi Kusuma 3. Agung Prasetyo ; Belakang: 1. Saiful Lewenusa 2. Usep Munandar 3. Muhamad Roby 4. Ardiansyah Rahman 5. Fandi Mochtar 6. Isdiantono 7. Panggah Madiantara 8. Joel Tsimi Jacques ; Tengah: 1. Gantar Khan 2. Akbar Rasyid 3. I Wayan Mudana 4. Fajar Legian Siswanto 5. Ahmad Sembiring 6. Irsyad Aras 7. Ronald Fagundez 8. Choi Dong-soo ; Depan: 1. Agung Suprayogi 2. Julio Lopez

Persijap Jepara

Julukan: Laskar Kalinyamat
Berdiri: 1954
Kota Asal: Jepara
Markas: Stadion Gelora Bumi Kartini
Kapasitas: 20.000
Peringkat Musim Lalu: 9
Pelatih: Alves Divaldo Teixeira (Portugal)
Suporter:Jetman, Banaspati
Skuad Persijap: Kiper: 1. Danang Wihatmoko 2. M. Yasir Syamsudin 3. Khoirul Latif Normawan; Belakang: 1. Evaldo Silva De Assis 2. Anam Syahrul Fitrianto 3. Kasiadi 4. Nurul Huda 5. Danan Puspito 6. Catur Rintang Heni Setiawan 7. Anggo Yulian Hari Sapta P 8. Barkah Cristian Hadi 9. Aries Fandi Kurniawan 10. Fendy Juliyanto 11. Alex Fauzi 12. M. Ferly La'ala ; Tengah: 1. Enjang Rohiman 2. Didik Darmadi 3. Chanif Muhajirin 4. Mahendra Tri Saputra 5. Dimas Agung Pribadi 6. Nanang Khanafi 7. Youn Soung Min 8. Fransisco Javier Perez ; Depan: 1. Johan Juansyah 2. Noor Hadi 3. Riski Novriansyah 4. Gendut Dony Christiawan 5. Gustavo Beirao Riberio

PSM Makassar

Julukan: Juku Eja
Berdiri: 1915
Kota Asal: Makassar
Markas: Stadion Mattoanging
Kapasitas: 15.000
Peringkat Musim Lalu: 13
Pelatih: Robert Rene Alberts (Belanda)
Suporter: Macz Man, ISM, Laskar Ayam Jantan
Skuad PSM: Kiper: 1. Herman Batak 2. Denny Marcel 3. Fachrul Nurdin 4. M. Guntur ; Belakang: 1. Supriyono 2. Fadli Hariri 3. Djayusman Triasdi 4. Faturahman 5. Satrio Syam 6. Fandi Edi 7. Hendra Wijaya 8. Suwandi 9. Adrian Syamsul ; Tengah: 1. Basile Onambele 2. Diva Tarkas 3. Hendra Ridwan 4. Korinus Fringkrew 5. Aditya Putra Dewa 6. Fadli M. 7. M. Rasul 8. Risnandar 9. M. Jufri ; Depan: 1. Marwan Sayedeh 2. Anoure Obiora 3. Andi Oddang 4. M. Rahmat 5. Jacky Pasarella 4. Joko Kuspito 5. Sasa Branezac 6. Richardo Merani

Arema Indonesia

Julukan: Singo Edan
Kota Asal: Malang
Markas: Stadion Kanjuruhan
Kapasitas: 40.000
Peringkat Musim Lalu: Juara
Pelatih: Miroslav Janu (Republik Ceko)
Suporter: Aremania
Skuad Arema: Kiper: 1. Kurnia Mega 2. Achmad Kurniawan 3. Aji Saka ; Belakang: 1. Benny Wahyudi 2. Hermawan 3. Irfan Raditya 4. J.A. Farizi 5. Leonard Tupamahu 6. Pierre Njanka 7. Purwaka Yudhi 8. Waluyo 9. Zulkifli Syukur ; Tengah: 1. Ahmad Bustomy 2. Esteban Guillen 3. Faris Bagus Dhinata 4. Firmansyah 5. Juan Revi Auriqto 6. M. Fakhrudin 7. M. Ridhuan 8. Roni Firmansyah 9. Tomy Pranata 10. Wahyu Gunawan ; Depan: 1. Ahmad Amirudin 2. Roman Chmelo 3. Dendi Santoso 4. Noh Alam Shah 5. Sunarto 6. T.A.Musafri 7. Yongki Aribowo

Persela Lamongan

Julukan: Laskar Joko Tingkir
Kota Asal: Lamongan
Markas: Stadion Surajaya
Kapasitas:15.000
Peringkat Musim Lalu: 14
Pelatih: Subangkit Suporter: LAmania
Skuad Persela: Kiper: 1. Chorul Huda 2. I Komang Putra 3. Firmansyah ; Belakang: 1. Fabiano Beltrame 2. F.X. Yanuar 3. Taufik Kasrun 4. Slamet Ridai 5. Dedi Indra 6. Valentino 7. Khomad Suharto 8. Charis Yulianto 9. Jimmy Suparno ; Tengah: 1. I Gede Sukadana 2. Zaenal Arifin 3. Gustavo Lopez 4. Dhanu Rosade 5. Jerry Boy 6. Jaenal Ikhwan 7. Fery Ariawan 8. Hendro Siswanto ; Depan: 1. Aris Alfiansyah 2. Zulham Zamrun 3. Ah Hyou-yun 4. Redouane Barkoui

Persiwa Wamena

Julukan: Badai Pegunungan
Berdiri: 1925
Kota Asal: Wamena Markas
Stadion Mandala Jayapura
Kapasitas: 20.000
Peringkat Musim Lalu: 6
Pelatih: Suharno
Suporter: Persiwamania, Waxfter
Skuad Persiwa: Kiper: 1. Galih Firmansyah 2. David Aryanto ; Belakang: 1. Isak Konon 2. Yesaya Desnam 3. Firly Afriansyah 4. Joko Kuspito 5. Sasa Branezac 6. Richardo Merani ; Tengah: 1. Habel Satya 2. Imanuel Padwa 3. Marcelino Mandagi 4. Ferdinand Sinaga 5. Ferdinando Mote 6. Erick Weeks 7. Alex Yarangga 8 Li Hao Yuan 9. Hobert Robert Elopere; Depan: 1. Bokay Edy Foday 2. Alan Arthur Aronggear 3. Pieter Rumaroppen 4. Marwansyah

Persipura Jayapura

Julukan: Mutiara Hitam
Berdiri:1950
Kota Asal: Jayapura
Markas: Stadion Mandala Jayapura
Kapasitas: 20.000
Peringkat Musim Lalu: Runner-up
Pelatih: Jacksen F Tiago (Brasil)
Suporter: Persipuramania, Blackspyder
Skuad Persipura: Kiper: 1. Ferdiansyah 2. Joe Hon-yoo ; Belakang: 1. Victor Igbonefo 2. Bio Pauline 3. Richardo Salampessi 4. Ortisan Solossa 5. Stevi Bonsapia 6. Ian louis kabes 7. Hamka Hamzah ; Tengah: 1. Marko Kabiay 2. Stevan Hendambo 3. Gerald Pangkali 4. Zah Rahan 5. Imanuel Wanggai ( 6. David Cristian Uron 7. David Laly ; Depan: 1. Rahmad Rivai 2. Tinus Pae 3. Titus Bonay 4. Lukas Mandowen 5. Boaz Solossa

ANTAR NEGARA - Uji Coba

Jumat (8 Oktober 2010)
Indonesia vs Uruguay, Bolivia vs Venezuela, Jepang vs Argentina, Cina vs Siria, Ukraina vs Kanada, Peru vs Kosta Rika
Sabtu (9 Oktober 2010)
Ekuador vs Kolombia, Selandia Baru vs Honduras, Australia vs Paraguay, U.E.A. v Cili
Minggu (10 Oktober 2010)
AS vs Polandia
Senin (11 Oktober 2010)
Jamaika vs Trinidad and Tobago, Ukraina vs Brasil

JADWAL KUALIFIKASI UERO

GRUP A: Kazakhstan vs Belgia, Austria vs Azerbaijan, Jerman vs Turki
GRUP B: Armenia vs Slovakia, Andora vs Masedonia, Rep Irlandia vs Rusia
GRUP C: Serbia vs Estonia, Irlandia Utr. vs Italia, Slovenia vs Kep. Faroe
GRUP D: Luksemburg vs Belarusia, Albania vs Bosnia-Herzegovina
GRUP E: Hongaria vs San Marino, Moldova vs Belanda
GRUP F: Georgia vs Malta, Yunani vs Latvia
GRUP G: Montenegro vs Swiss, Wales vs Bulgaria
GRUP H: Siprus vs Norwegia, Portugal vs Denmark
GRUP I: Rep. Ceska vs Skotlandia, Spanyol vs Lithuania
Sabtu (9 Oktober 2010)
GRUP D: Prancis vs Rumania
GRUP F: Israel vs Kroasia

38 Klub Pastikan Ikut Divisi Utama

Sebanyak 38 klub dari 39 klub memastikan mengikuti kompetisi Divisi Utama PSSI 2010-2011 yang digelar mulai 30 Oktober 2010. Hanya Persebaya Surabaya yang belum menentukan sikap apakah tetap mengikuti Liga Primer Indonesia atau tetap di divisi utama.
Ketua Umum PSSI Nurdin Halid usai mengikut "manager meeting" (pertemuan manajer) di Hotel Sultan Senayan, Jakarta, Selasa petang, mengatakan, PT Liga Indonesia masih memberi waktu selama sepekan kepada klub-klub yang belum menyelesaikan masalah internalnya, termasuk Persebaya.
Meski demikian, Persebaya sudah didaftarkan ke PT Liga Indonesia melalui Pengcab PSSI Surabaya. Menurut kebiasaan, yang mendaftarkan klub untuk mengikuti liga adalah ketua klub yang bersangkutan.
"Kita masih mempelajari AD/ART Persebaya. Saleh Mukadar sebagai Ketua Umum Persebaya saat ini tengah terhukum. Jadi, dia tak boleh terlibat aktif dalam sepakbola nasional selama tiga tahun. Jadi, kita akan pelajari dulu apakah perlu membekukan kepengurusannya," kata Nurdin Halid.
Lebih jauh Nurdin juga mengungkapkan, Saleh Mukadar sudah mendirikan PT Persebaya. Hal itu juga harus dipelajari dulu apakah pendirian PT tersebut berdasarkan keinginan anggota perkumpulan Persebaya atau keinginan oknum. "Jika itu didirikan oleh oknum, maka pendirian PT itu tidak sah," katanya.
Dalam "manager meeting" itu, dari 39 peserta Divisi Utama tercatat 37 peserta yang hadir. Dua di antaranya Persebaya dan PSDS Deli Serdang tidak tampak hadir, tetapi PSDS telah mengirimkan surat kesediaan mereka mengikuti kompetisi.
"Pokoknya divisi utama aman," kata Presiden Direktur PT Liga Indonesia, Andi Darussalam Tabusalla.
Terkait dengan Persebaya, Salam, sapaan Andi Darussalam, Rabu (6/10) akan ke Surabaya. Dia mengaku akan menemui dua kubu, yakni Persebaya yang dipimpin Saleh Mukadar dan Persebaya versi Pengcab PSSI Surabaya yang dipimpin oleh Wisnu Wardana.
“Besok saya kebetulan ada pekerjaan di Sidoarjo. Saya sudah minta izin Ketua Umum PSSI untuk membicarakan ini dengan dua kubu yang kini saling klaim sebagai pemilik Persebaya yang sah. Bahkan saya sudah kontak dengan Saleh Mukadar untuk segera membicarakan masalah ini,” tandas Andi.

Timnas Butuh Pemain Keturunan

Pelatih Timnas, Alfred Riedl mengaku kecewa lantaran ketiga pemain keturunan diragukan merumput membela Indonesia kontra Uruguay. Raihan poin nomor dua, yang terpenting pemain keturunan dapat bermain.
“Saya sedikit kecewa atas keputusan itu. 10 hari yang lalu saya telepon FIFA, mereka bilang bisa menurunkan pemain keturunan. Namun, kemarin keputusan berubah,” ujar Alfred kepada wartawan, usai memimpin latihan, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (7/10).

“Karena dipastikan ada 3 pemain yang tidak turun karena cedera, timnas membutuhkan pemain keturunan itu. Sangat sulit mencari pemain dengan kualitas seperti mereka di Indonesia,” tambah Riedl.

“Saya masih menunggu keputusan dari Ketum PSSI (Nurdin Halid), apakah boleh menurunkan para pemain itu. Saya masih berharap bisa memainkan mereka, karena mereka datang bukan hanya untuk melawan Uruguay tapi juga terkait naturalisasi,” tambah Riedl.

Terkait raihan poin, Alfred menjelaskan, dengan atau tanpa pemain keturunan hasil yang didapat timnas belum tentu bagus. Berapa besar poin yang bisa timnas dapatkan untuk mendongkrak posisi 131 dunia? Pertandingan ini penting buat Uruguay, namun tidak buat Indonesia.

Menurutnya, yang terpenting dapat menurunkan pemain blasteran Indonesia itu. Dari situ, dapat mengukur dan menilai kemampuan mereka. Selain itu, tenaga mereka dibutuhkan timnas ketika menjamu Uruguay.

Forlan Dipastikan Batal ke Indonesia

image
Diego Forlan. (Getty Images)

Penyerang Uruguay, Diego Forlan dipastikan batal datang ke Jakarta untuk bermain dalam laga persahabatan melawan timnas Indonesia.
Pembatalan kedatangan Pemain Terbaik Piala Dunia 2010 itu dikarenakan pihak Asosiasi Sepak Bola Uruguay (AUF) menolak proposal kakak Forlan Pablo Forlan Junior untuk mengorganisir pertandingan itu.

"Pablo Forlan Jr mendapat kesempatan untuk menjadi penyelenggara pertandingan tersebut dan pertandingan akhirnya digelar pihak lain," ujar ayahnya, Pablo Forlan dalam wawancara dengan Radio 1410amlibre, seperti dikutip Reuters, Kamis (7/10).

"Bayangkan bagaimana reaksi seorang kakak jika adiknya tetap pergi juga ke pertandingan yang seharusnya ia yang menyelenggarakannya. Oleh karena itu Diego tidak pergi dengan alasan tersebut," tambah Pablo yang juga  mantan pilar timnas Uruguay di Piala Dunia 1966 dan 1974.
Sebelumnya ujung tombak klub Spanyol, Atletico Madrid itu dikabarkan batal ke tanah air karena ia harus menjalani serangkaian pemeriksaan tes kesehatan bersama klub.
Seorang juru bicara AUF mengatakan dia tidak dapat mengomentari masalah tersebut namun menyatakan Diego Forlan akan melakukan perjalanan langsung ke Cina bagi pertandingan Uruguay di Wuhan pada 12 Oktober mendatang.
Uruguay akan bertandingan melawan timnas Indonesia pada Jumat (8/10) di Stadion Utama, Gelora Bung Karno, Jakarta.

Rabu, 06 Oktober 2010

Belajar dari Uruguay

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, mengaku tak memasang target kontra Uruguay 8 Oktober mendatang. Uji coba nanti, merupakan kesempatan besar buat skuad Garuda belajar.
“Kami tanpa target pada laga uji coba lawan Uruguay. Hasil apapun, tak masalah. Yang terpenting, para pemain mau menunjukan karakter permainannya pada pertandingan nanti,” kata Riedl kepada wartawan, usai memimpin latihan, di Lapangan Timnas, Senayan, Jakarta, Senin (4/10).

“Uruguay tim besar. Permainan sepak bolanya fantastik. Punya umpan dan skill yang baik. Tahu cara menekan dan melakukan serangan dengan bagus,” tambah Riedl.

Lebih lanjut pelatih asal Austria itu mengatakan, laga uji coba ini merupakan kesempatan besar buat skuad Merah-Putih menimba ilmu. Jangan buang peluang untuk menyerap pengetahuan dari tim dengan peringkat 7 dunia itu.

“Saya berharap, skuad timnas dapat belajar dari Uruguay. Banyak pelajaran berharga yang dapat diambil dari pertandingan besar ini. Pokoknya, ini adalah pertandingan luar biasa buat tim dan publik,” pungkas Riedl.
Sementara itu, Asisten Pelatih Timnas, Wolfgang Pikal mengungkapkan, jangan berharap menang ketika menghadapi Uruguay, 8 Oktober mendatang. Dapat mengimbangi permainan Forlan dkk. sudah merupakan pencapaian yang baik.

“Kalau bicara target, jangan berharap kami bisa menang dengan tim peringkat keempat Piala Dunia 2010 itu. Bisa mengimbangi permaianan mereka saja, sudah pencapaian yang bagus,” ujar Pikal kepada Bolanews.com, beberapa waktu lalu.

“Terpenting, pemain dapat bermainan apik dan disiplin. Kami mau lihat bagaimana para pemain bekerja keras pada pertandingan itu. Semua pihak tahu kami tidak akan bisa menang. Kalau bisa, jangan sampai kalah jauh,” tutup Pikal.                

image
Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl. (Arief Bagus/BOLA)
Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl,

Tak Gentar Lawan Uruguay

image Kiper Persib Bandung, Markus Horizon, mengaku tak gentar mengahadapi Uruguay, 8 Oktober mendatang. Jadikan pengalaman besar ini, sebagai sarana menimba ilmu.
“Saya tidak khawatir bakal kebobolan banyak, ketika menghadapi Uruguay nanti. Berapa pun hasilnya tak menjadi masalah. Saya rasa tujuan dari uji coba ini bukanlah menang atau kalah, namun bagaimana para pemain mau belajar dari Uruguay pada pertandingan itu” kata Markus usai latihan, di Lapangan Timnas, Senayan, Jakarta, Senin (4/10). 

Lebih lanjut kiper berkepala plontos itu mengatakan, laga nanti merupakan kesempatan besar buat rekan-rekannya mengambil pelajaran. “Jangan buang kesempatan. Jadikan pengalaman besar ini, sebagai sarana untuk belajar.”

“Uruguay tentunya akan bermain sangat baik. Semua orang tahu kemampuan bermain mereka. Namun, saya tidak takut menghadapi gempuran Diego Forlan dkk. pada pertandingan nanti,” pungkas Markus.

Sementara itu, stopper timnas Merah-Putih, Maman Abdulrahman mengungkapkan, sangat senang mencicipi pengalaman berharga kontra Uruguay. Seperti dilansir Tabloid BOLA edisi, Senin (4/10), bek Persib itu mengatakan, “Ini kesempatan langka bagi kami, khususnya saya pemain belakang yang akan menjajal penyerang top Uruguay.”

Pemain Keturunan Ikut TC II

Dua pemain asal Belanda keturunan Indonesia, mewarnai Pemusatan latihan (TC) II, di Lapangan Timnas, Senayan, Jakarta, Selasa (5/10). Johny Rudolf van Beukering dan Tobias Waisapy, mengaku senang dapat merumput bersama tim Merah-Putih.
“Latihan hari ini bagus. Para pemain Indonesia dapat berkomunikasi dengan baik. Tidak ada masalah berarti pada latihan sore ini,” kata Johny kepada wartawan, usai latihan.

“Meski banyak minum, namun tak masalah. Kemungkinan dua sampai tiga hari ke depan, saya dapat beradaptasi dengan cuaca di Jakarta,” tambah Johny.

Menjawab pertanyaan wartawan, apakah serius ingin bermain bersama skuad Garuda, Johny mengaku, bermain membela Indonesia merupakan impiannya dan sang kakek. “Saya serius, karena ini impian saya dan kakek. Sayang sekarang beliau sudah tiada. Mudah-mudahan, ia bisa melihat saya bermain dengan Indonesia.”

Senada dengan Johny, Tobias mengatakan, suatu kehormatan bisa bermain dan latihan bersama Indonesia. Dirinya berharap dapat memberikan sesuatu buat Indonesia.

Namun, ia enggan berkomentar banyak apakah ingin menjadi pemain naturalisasi. “Kita lihat saja ke depan, saya tidak bisa memberikan jawaban sekarang. Yang pasti, jika dimainkan nanti, saya ingin mencetak angka pada laga kontra Uruguay,” tutur Tobias.

Berkomentar mengenai kualitas pemain Indonesia, Tobias menuturkan, “pemain Indonesia punya tehnik baik. Meskipun kecil-kecil, namun mereka dapat berlari kencang. Mudah-mudahan, banyak pemain keturunan yang ada di Belanda mau bergabung bersama Indonesia,” pungkas Tobias.

Sementara itu, timnas masih menunggu satu pemain keturunan untuk merumput bersama. Rafael Guilermo Eduardo Mautimo, dipastikan sudah dapat bergabung dalam sesi latihan besok. Menurut Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Iman Arif, Rafael baru tiba sore ini pukul 18.00 WIB. “Ia baru tiba barusan, sekitar jam 6. Besok ia baru bisa bergabung dalam latihan.”

PPSM Wajib Menang

MAGELANG- PPSM Sakti akan kembali menjalani laga uji coba melawan tim Divisi Utama. Kali ini yang akan dijajal adalah tim PSIR Rembang di Stadion Abu Bakrin, sore ini.

Dalam laga ini, PPSM wajib meraih kemenangan. Pasalnya, hanya dengan kemenangan semangat tim dan motivasi pemain akan meningkat. Kemenangan diyakini akan memberikan suntikan moral untuk meraih target setinggi-tingginya di kompetisi musim ini.

Pelatih PPSM Widyantoro saat dikonfirmasi wartawan mengaku sudah menyiapkan skema serangan untuk membongkar pertahanan lawan. Widi bahkan tidak hanya menargetkan kemenangan namun juga permainan menawan.

“Kami akan bermain menyerang sejak menit pertama. Kami akan paksa mereka bermain di belakang. Kemenangan sangat penting untuk membangun spirit tim,” tegas Widyantoro, kemarin.

Dengan sejumlah persiapan yang sudah dilakukan, Widi yakin skuad Macan Tidar akan mampu mengatasi laskar Dampo Awang. Ada dua pola permainan yang akan digunakan yakni 3-4-3 dan 4-4-2.

Dengan pola 3-4-3 PPSM akan mengandalkan kecepatan pemain sayap seperti Supri Andriyanto. Pola ini akan bisa diubah dengan cepat menjadi 4-4-2 dengan berbagai variasi serangan.
Arthur Assa Sayangnya, Widi belum bisa menurunkan bek kiri andalannya Arthur Assa yang cedera engkel saat berujicoba melawan Persiba Bantul. “Arthur saya istirahatkan dulu. Sangat berisiko memainkan dia,’’ kata pelatih berlisensi A ini.
Kemungkinan Widi akan menggeser Febri atau Is Haryanto ke posisi bek kiri. Kedua pemain ini berposisi asli sebagai stoper namun bisa juga diposisikan di sisi kiri jika keadaan memaksa.

Laga ini sekaligus menjadi ajang striker seleksi Dillah Appolinaire untuk unjuk kebolehan. Ia akan diduetkan dengan Torris Nugraha. Kedua pemain ini akan didukung Imam Sahid Albana, dan Nikolas Djone dari lini tengah.
Untuk posisi sayap, Widi kemungkinan akan memainkan Romlii di sayap kiri dan Saiful Imron di kanan.

Pembagian grup Divisi Utama Liga Indonesia

JOGJA: Penentuan grup dalam Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2010/2011 dipastikan digelar besok malam, di Hotel Sultan, Jakarta.  Hanya hingga kini, PT Liga Indonesia (LI) yang bakal menjadi fasilitator digelarnya manager meeting untuk penentuan grup, mengaku belum bisa memastikan jumlah peserta kompetisi kasta kedua tertinggi di negeri ini.

Presiden Direktur PT LI, Andi Darussalam Tabusalla mengatakan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan konfirmasi akhir jumlah peserta Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2010/2011. Pasalnya, batas akhir pendaftaran yang ditekankan kepada peserta yang rencananya bakal diisi 39 klub itu jatuh pada hari libur.

"Batas akhir memang kemarin [Minggu (3/10)], tapi Anda kan juga tahu kemarin hari libur. Jadi belum bisa mengeceknya. Namun kami mengharapkan jumlahnya tetap 39 klub yang akan ambil bagian. Karenanya kami masih akan menunggu manager meeting yang bakal digelar besok [Selasa (5/10)],” kata Andi kepada Harian Jogja, Senin (4/10).

Andi mengaku hingga kini pihaknya masih mengacu pada acuan dan aturan yang jelas mengenai peserta klub dalam kompetisi. Selain grouping bakal ditentukan dalam manager meeting, pihaknya memastikan masalah grouping tidak bakal digelar di acara lain

Divisi Utama PSSI Digelar 30 Oktober

Teka-teki mengenai digelarnya Kompetisi Divisi Utama 2010/2011, akhirnya terjawab. PT Liga Indonesia memutuskan kompetisi level kedua di Indonesia tersebut secara serentak akan dimulai Sabtu (30/10) mendatang dan berakhir pada April 2011.

Keputusan tersebut diumumkan pada pertemuan manajer tim peserta Divisi Utama dengan PT LI yang dihadiri Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid di Hotel Sultan Senayan Jakarta, Selasa (5/10).

Manajer tim Persikab Kab. Bandung, Marlam, S.I.P. yang menghadiri pertemuan bersama Ketua Bidang Tehnik Ajep S.J. dan Asisten Bidang Pertandingan Ahmad Hidayat mengatakan, meski sudah menentukan waktu pelaksanaan Kompetisi Divisi Utama 2010/2011, namun PT LI belum memutuskan format pembagian wilayah. Pasalnya, terdapat tiga tim yakni Persebaya Surabaya, Persitara Jakarta Utara, dan PSDS Deli Serdang yang belum mendaftarkan diri ke PT LI.

"Karena masalah itu, jadi dalam pertemuan manajer kemarin tidak dibahas mengenai pembagian wilayah. Katanya, PT LI akan menghubungi ketiga tim itu," ujarnya saat dihubungi "GM" melalui telepon seluler, Selasa (5/10) malam.

Dijelaskan Marlan, PT LI meminta waktu untuk mengonfirmasi tiga klub tersebut dalam satu minggu ke depan. Jika sudah ada kejelasan, PT LI akan memutuskan pembagian wilayah termasuk drawing pertandingan Kompetisi Divisi Utama 2010/2011.

"Dalam waktu satu minggu ini, PT LI akan menghubungi ketiga klub tersebut tentang keikutsertaannya musim ini," ungkapnya.

Selain masalah tersebut, PT LI juga membahas mengenai rencana akan digulirkannya Liga Primer Indonesia. PSSI dengan tegas menolak LPI dan menganggapnya sebagai kompetisi ilegal.

"Ketum PSSI yang langsung mengatakan hal tersebut. Dan LPI itu tidak akan diakui oleh FIFA," kata Marlan.

PSSI juga akan memberikan sanksi tegas kepada klub yang mengikuti LPI. Tanpa pandang bulu, PSSI akan mencoret klub yang mengikuti LPI. "PSSI mengeluarkan ancaman akan mencoret dan mengeluarkan klub yang mengikuti LPI," terangnya.

Saat disinggung mengenai adanya LPI, Marlan menegaskan, Persikab tetap akan mengikuti Kompetisi Divisi Utama yang digagas oleh PT LI. "Tidak ada alasan kita untuk mengikuti LPI. Kita tetap berkomitmen untuk mengikuti kompetisi yang digelar PT LI," tandasnya.

Indonesia vs Uruguay Friendly Game Rp 4 Miliar

Pertandingan persahabatan antara timnas Indonesia melawan semifinalis Piala Dunia 2010, Uruguay di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (8/10) akan menguras dana sekitar Rp 4 miliar.

Menurut Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PSSI Iman Arif, untuk mendatangkan timnas Uruguay, PSSI harus membayar biaya match fee sekitar Rp 4 miliar. Angka ini sudah termasuk bonus sebesar 20 ribu dolar AS (sekitar Rp 180 juta) yang diminta Diego Forlan.

"Permintaan itu disampaikan kakaknya yang juga merangkap sebagai agen Forlan. Namun tidak ada masalah, karena sudah termasuk dalam match fee yang harus dibayar ke timnas Uruguay," kata Iman.

Ditambah lagi, pengamanan tim itu akan melibatkan bantuan 700 anggota Polri. Selain itu, saat laga digelar, panpel juga akan menempatkan 300 match steward di pinggir lapangan. Sistem pengamanan yang diterapkan menurut Wakil Ketua LOC Bidang Keamanan, Nugroho Setiawan menggunakan sistem Bill Clinton.

"Jadi pemain-pemain bintang masih memungkinkan untuk berinteraksi dengan masyarakat yang ada di bandara maupun di hotel," kata Nugroho. "Meski demikian, kami akan berusaha memberikan yang terbaik untuk pengamanan timnas Uruguay. Kami akan tetap waspada."

Sebelum pertandingan, tim Amerika Latin itu akan mengikuti aktivitas acara di sebuah mal sebagai bagian dari promo off-air TV One. Sedangkan Kamis (7/10) atau satu hari menjelang pertandingan akan digelar konferensi pers yang diselenggarakan Badan Tim Nasional PSSI.

Rombongan kedua timnas Uruguay tiba di Terminal II Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Tangerang, Banten. Dalam rombongan tampak pelatih Uruguay, Oscar Tabarez dan sejumlah ofisial.

Tabarez tiba di bandara pukul 15.00 WIB dengan pesawat Qatar Airlines nomor penerbangan QR-672. Sekitar pukul 15.40 WIB, rombongan baru muncul di pintu kedatangan.

Tampak selain Oscar Tabarez dan ofisial Uruguay, empat orang pemain ikut dalam rombongan. Mereka adalah Andreas Scotti (Colo-Colo), Daniel Tamborini, Zuan Castillo (Deportivo Cali), dan kapten tim Diego Lugano (Fenerbahce).

Pengamanan kepada para pemain Uruguay ini tampak masih sama dengan saat kedatangan rombongan pertama. Hanya kali ini suasananya tidak terlalu ramai, karena rombongan tidak disambut fans, seperti saat Fernando Muslera dkk. tiba sebelumnya siang tadi.

Wartawan berhasil mendekati Tabarez dan mengajukan sejumlah pertanyaan, namun Tabarez hanya menyapa. "Hello, hello," sapa pria berambut putih ini di pintu kedatangan Terminal II.

Diego Lugano yang berada di belakang rombongan pun tak luput dari kerumunan wartawan. Dan beruntung kali ini dia sempat menanggapi pertanyaan wartawan.

"Ya, ini pertama kali ke Indonesia," ujarnya menimpali. "Saya kelelahan," tambah Lugano, mengomentari perjalanannya.

Rombongan langsung menuju minibus yang diparkir di depan lobi bandara dan langsung menuju Hotel Four Seasons Jakarta.

Sebelumnya, gelombang pertama "La Celeste" tiba pukul 13.05 WIB siang tadi. Mereka adalah Alvaro Gonzalez, Diego Perez, Ramirez Gaskon, dan Fernando Muslera.

Dengan pengawalan ketat, para pemain dan pelatih yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta langsung menuju Hotel Four Seasons Jakarta tempat mereka menginap.